• News

Beri Otoritas Darurat, Taiwan akan Suntikan Vaksin AstraZeneca Pertama Kali

Asrul | Sabtu, 20/02/2021 20:03 WIB
Beri Otoritas Darurat, Taiwan akan Suntikan Vaksin AstraZeneca Pertama Kali Para penjaga kehormatan melakukan upacara penurunan bendera nasional Taiwan di Liberty Square, saat penyebaran COVID-19 berlanjut, di Taipei, Taiwan pada 1 April 2020. (Foto: Reuters / Ann Wang / Files)

Taipei, katakini.com -  Pemerintah Taiwan pada Sabtu (20/2) memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 AstraZeneca. Suntikan pertama diperkirakan akan diberikan segera dalam tujuh hari setelah kedatangan.

Pada bulan Desember, Taiwan mengatakan telah setuju untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca dan 4,76 juta dosis dari program vaksin global COVAX.

"Otorisasi penggunaan darurat diberikan pada Sabtu pagi, dan dengan asumsi dokumen sudah beres, pengambilan gambar pertama dapat dimulai dengan seminggu setelah kedatangan," Direktur Jenderal Administrasi Makanan dan Obat Wu Shou-mei kepada wartawan, seperti disadur dari Reuters.

Dosis pertama dari 200.000 vaksin AstraZeneca yang disediakan oleh COVAX dapat mulai tiba minggu depan.

Taiwan juga mendapatkan lima juta dosis dari pembuat obat Amerika Serikat (AS) Moderna. Wu mengatakan, proses untuk memberikannya persetujuan penggunaan darurat sedang berjalan lancar.

Pemerintah berencana untuk memvaksinasi pekerja kesehatan garis depan dan karantina terlebih dahulu, dan pada akhirnya bertujuan untuk mendapatkan 30 juta dosis vaksin untuk mencakup sekitar 65 persen populasi pulau itu.

Taiwan telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat pencegahan dini dan efektif, dengan kurang dari 50 kasus aktif dirawat di rumah sakit. Belum menerima vaksin apa pun, meski dengan tingkat serendah itu, para pejabat mengatakan tidak ada urgensi untuk mendapatkan suntikan.

BioNTech Jerman mengatakan minggu ini bahwa mereka berencana untuk memberikan vaksin COVID-19 ke Taiwan, setelah pulau itu mengeluh bahwa perusahaan itu menarik diri dari kesepakatan untuk menjualnya 5 juta dosis pada menit terakhir, mungkin karena tekanan dari China, yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya sendiri.

FOLLOW US