• Bisnis

Peningkatan Kasus Covid-19 Hancurkan Dunia Penerbangan Thailand

Akhyar Zein | Jum'at, 08/01/2021 14:01 WIB
Peningkatan Kasus Covid-19 Hancurkan Dunia Penerbangan Thailand Pesawat Thai AirAsia

Katakini.com - Thai AirAsia (TAA) menyebut peningkatan baru kasus Covid-19 di negaranya menjadi krisis terburuk bagi dunia penerbangan di Thailand karena maskapai menghadapi lebih banyak hambatan dari masa karantina tahun lalu, lansir Bangkok Post pada Jumat.

"Sentimen perjalanan turun lebih rendah dari tahun lalu. Situasi kali ini berbeda karena orang secara sukarela melewatkan rencana perjalanan mereka bahkan tanpa perintah lockdown nasional dari pemerintah," kata Tassapon Bijleveld, ketua eksekutif Asia Aviation (AAV), pemegang saham terbesar TAA.

Tassapon mengatakan jumlah penerbangan domestik TAA saat ini menyusut lebih dari 50 persen karena maskapai harus memindahkan dan membatalkan banyak penerbangan, khususnya pada bulan ini.

Dia mengatakan beberapa penerbangan hanya memiliki 20-30 penumpang, situasi ini sangat kontras dengan dua bulan lalu di mana penerbangan mulai bangkit.

"Kami baru saja pulih dari penguncian pertama tahun lalu. Meskipun hampir tidak ada keuntungan, setidaknya kami bisa mendapatkan penghasilan yang konsisten dari pasar domestik. Tapi ledakankasus baru ini menghancurkan kami," kata Tassapon.

Tassapon mengatakan sebagian besar maskapai penerbangan memperkirakan pasar akan terus terpuruk pada Februari, yang dapat menyebabkan beberapa operator menghentikan layanannya.

Meski pemerintah mengumumkan hari libur Tahun Baru Imlek bulan depan, langkah tersebut tidak meningkatkan perjalanan domestik jika warga khawatir dengan peningkatan wabah, kata Tassapon.

"Ini bisa jadi Tahun Baru Imlek paling tenang yang pernah kami alami," kata Tassapon.

Sejak Senin, Pemerintah Thailand mengetatkan lockdown  setelah meningkatnya gelombang virus korona dalam satu bulan terakhir.

Dalam aturan yang diteken PM Prayut Chan-o-cha, pembatasan baru akan diterapkan di 28 provinsi zona merah termasuk Bangkok.

Dalam aturan ini, pemerintah melarang penggunaan semua gedung, yang dianggap berisiko menyebarkan penularan, untuk kegiatan Pendidikan, pengajaran, ujian, pelatihan, atau kegiatan lain yang akan membuat kerumunan, kecuali untuk kegiatan resmi dan amal.

Otoritas Thailand juga meminta warga yang tinggal di Zona Merah menangguhkan perjalanan keluar provinsi, kecuali jika benar-benar diperlukan.

Polisi akan dikerahkan untuk memeriksa kendaraan yang keluar dan masuk Zona Merah.

Thailand pada Jumat melaporkan 205 kasus, sehingga total infeksi menjadi 9.841.

Total kasus kematian Covid-19 di Thailand mencapai 67 jiwa. (Anadolu Agency)

FOLLOW US