Katakini.com - Perusahan milik negara PT Pertamin (Persero) optimistis mampu meraih laba sekitar USD 800 juta dan EBITDA lebih dari USD 7 milyar pada akhir tahun 2020.
"Meskipun perusahaan terdampak triple shock karena pandemi Covid-19, namun seluruh lini bisnis terus bergerak menuntaskan target tahun 2020 sesuai KPI yang ditetapkan pemegang saham," kara Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/12/2020).
Selain menggerakan seluruh bisnis perusahaan, menurut Nicke, Pertamina juga melakukan pengelolaan utang dalam upaya untuk mempertahankan rasio keuangan yang sehat.Hasilnya menunjukkan prognosa rasio hutang akhir tahun 2020 tetap terjaga baik, dengan trend yang masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan migas nasional maupun internasional lainnya.
Dengan posisi keuangan ini, tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody`s, S&P dan Fitch kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level BAA2, BBB dan BBB.
"Penilaian International Rating dengan tingkat Investment Grade menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap tinggi, dan mengindikasikan tingkat ketangguhan (resilience) Pertamina yang cukup baik dalam mengatasi kondisi dampak pandemi di tahun 2020,” kata Nicke.
Sebagai BUMN, Pertamina juga tetap menjalankan penugasan Pemerintah melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Kilang, pembangunan Jaringan Transmisi & Distribusi Gas Bumi, serta Infrastruktur Hilir lainnya.