• Ototekno

Diprotes Karyawan Soal Unggahan Trump, Bos Facebook Bungkam

Rizki Ramadhani | Rabu, 03/06/2020 08:31 WIB
 Diprotes Karyawan Soal Unggahan  Trump, Bos Facebook Bungkam Chief Executive Facebook Inc, Mark Zuckerberg

Katakini.com - Bos Facebook, Mark Zuckerberg memilih bungkam terhadap protes karyawannya tentang unggahan Presiden AS Donald Trump. Meski karyawan memprotes, Mark tetap memilih untuk tidak menentang unggahan tersebut.

Dikutip reuters, Selasa (2/6/2020). Sekelompok karyawaan Facebook, hampir semuanya bekerja dari rumah karena pandemi COVID-19, mogok kerja pada Senin (1/6). Mereka memprotes bahwa seharusnya perusahaan melakukan tindakan terhadap unggahan Trump yang berisi frasa "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

Menurut juru bicara perusahaan, Zuckerberg telah menjelaskan kepada karyawan dalam sebuah obrolan video bahwa Facebook telah melakukan tinjauan menyeluruh, dan benar untuk membiarkan unggahan tersebut.

Zuckerberg juga mengakui keputusan itu telah mengecewakan banyak karyawan dan mengatakan bahwa Facebook sedang mencari opsi "non-biner" untuk membiarkan atau menghapus unggahan seperti itu.

Salah seorang karyawan Facebook, yang mengunggah cuitan kritik pada Senin (1/6), kembali mengunggah cuitan di Twitter selama pertemuan tersebut untuk mengungkapkan kekecewaan.

"Sangat jelas hari ini bahwa pimpinan menolak untuk mendukung kami," tulis karyawan Facebook Brandon Dail di Twitter. Profil LinkedIn Dail menyebutkan bahwa dia adalah insinyur antarmuka pengguna di Facebook, di Seattle.

Sementara itu, pada Jumat (29/5/2020), Twitter menempelkan label peringatan untuk cuitan Trump tentang protes yang meluas atas kematian seorang pria kulit hitam di Minnesota yang memasukkan frasa "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

Twitter mengatakan bahwa unggahan tersebut melanggar aturannya yang dinilai melazimkan kekerasan. Langkah Twitter itu membatasi distribusi dan interaksi cuitan Trump.

Facebook menolak untuk bertindak berdasarkan pesan yang sama, dan Zuckerberg berusaha menjauhkan perusahaannya dari pertarungan antara Trump dan Twitter. Zuckerberg mengatakan meski pernyataan Trump "sangat ofensif," itu tidak melanggar kebijakan perusahaan tentang hasutan untuk melakukan kekerasan.

FOLLOW US