BRUSSELS - Sebuah kelompok yang merencanakan serangan terhadap politisi Belgia, termasuk Perdana Menteri Bart de Wever, telah digagalkan, ungkap kantor kejaksaan umum dan wakil perdana menteri Maxime Prevot pada hari Kamis.

"Berita tentang rencana serangan yang menargetkan Perdana Menteri Bart de Wever sangat mengejutkan," tulis Prevot di X.

"Ini menyoroti bahwa kita menghadapi ancaman teroris yang sangat nyata dan kita harus tetap waspada," tambahnya.

Belgia telah berjuang melawan serangan dari orang-orang yang terkait dengan ISIS, serta meningkatnya rasa tidak aman akibat perseteruan antar geng narkoba, selama dekade terakhir.

Menteri Kehakiman Belgia Annelies Verlinden menulis di X bahwa operasi polisi terhadap sel tersebut kemungkinan telah mencegah serangan yang akan dilakukan pada hari Kamis.

Kejaksaan Federal Belgia mengatakan dua tersangka telah ditangkap dan sedang diperiksa oleh polisi Antwerpen sebagai hasil dari operasi tersebut.

"Intervensi yudisial ini merupakan bagian dari penyelidikan, antara lain, percobaan pembunuhan teroris dan partisipasi dalam kegiatan kelompok teroris," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Ada indikasi bahwa tujuannya adalah untuk melakukan serangan teroris yang terinspirasi jihadis yang menargetkan politisi," tambah kantor kejaksaan.

Dikatakan bahwa penggeledahan di rumah-rumah tersangka di Antwerp telah menemukan sebuah alat yang tampak mirip dengan alat peledak rakitan, sekantong bola baja, dan indikasi bahwa kelompok tersebut bermaksud menggunakan pesawat tanpa awak (drone) sebagai bagian dari serangan mereka.

Pada Maret 2016, 32 orang tewas dalam ledakan bom bunuh diri di bandara Brussels dan di metro kota tersebut dalam serangan yang diklaim oleh ISIS, sementara pada Oktober 2023, seorang militan Islam yang memproklamirkan diri menembak mati dua warga negara Swedia yang sedang berada di Brussels untuk pertandingan sepak bola internasional.