Siapa yang Layak Kita Ikuti dalam Islam?

Vaza Diva | Selasa, 16/09/2025 04:04 WIB
Siapa yang Layak Kita Ikuti dalam Islam? Ilustrasi - lafadz Nabi Muhammad SAW (Foto: Pexels/Necati Ömer Karpuzoğlu)

JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari setiap manusia selalu menjadi pengikut. Pertanyaannya, siapa yang sebenarnya kita ikuti? Islam menegaskan bahwa seorang muslim seharusnya menjadikan Allah dan Rasulullah SAW sebagai panutan utama.

Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur`an surat Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasul), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Meneladani Rasulullah SAW berarti menempatkan sunnah beliau sebagai panduan dalam setiap aspek hidup: mulai dari ibadah, akhlak, hingga muamalah.

Namun, kenyataannya banyak orang lebih mudah terbawa arus tren dunia, tokoh populer, bahkan hawa nafsu yang sering berlawanan dengan nilai Islam.

Islam mengingatkan, mengikuti selain Allah dan Rasul hanya akan membawa kepada kerugian. Sebaliknya, menjadikan Rasulullah SAW sebagai role model akan menuntun pada kasih sayang dan ampunan Allah.

Mengikuti ulama, guru, atau pemimpin diperbolehkan, selama mereka tetap berada di jalan yang sesuai syariat. Ulama menjadi penerus ilmu Rasul, dan pemimpin diharapkan mengarahkan umat pada kebaikan, bukan menyesatkan.

Dengan demikian, identitas seorang muslim seharusnya jelas: bukan sekadar pengikut tren atau figur dunia, melainkan pengikut Allah dan Rasul-Nya. Inilah jati diri seorang mukmin yang sejati, yang menempatkan Al-Qur`an dan sunnah sebagai pedoman hidup.