YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Perdana Menteri Belgia pada hari Rabu, menyebutnya "seorang pemimpin lemah yang berusaha meredakan terorisme Islam dengan mengorbankan Israel" sehari setelah Brussels mengumumkan akan mengakui negara Palestina.
Pemerintah Netanyahu geram dengan janji-janji dari Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan kini Belgia, untuk secara resmi mengakui negara Palestina ketika para pemimpin dunia berkumpul bulan ini di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Perdana Menteri Belgia, Bart De Wever, "ingin memberi makan buaya teroris sebelum ia melahap Belgia," tulis kantor perdana menteri Israel di akun resmi X-nya.
Israel akan terus membela diri, katanya.
Netanyahu juga mengecam Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, bulan lalu, dan menyebutnya "lemah" setelah Canberra mengumumkan akan mengakui negara Palestina dan kemudian melarang seorang anggota parlemen Israel sayap kanan memasuki negara itu.
Palestina telah lama menginginkan sebuah negara di Tepi Barat yang diduduki Israel, Yerusalem Timur, dan di Gaza. Para pejabat Israel telah menolak janji untuk mengakui negara Palestina, dengan mengatakan hal itu tidak mengubah kenyataan di lapangan.
Netanyahu mengatakan bahwa mengakui negara Palestina akan menjadi hadiah atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang Gaza. Israel telah menghadapi tekanan internasional yang meningkat atas dampak serangan militernya terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza yang hancur.