YERUSALEM - Militer Israel secara bertahap meningkatkan operasinya di sekitar Kota Gaza selama tiga minggu terakhir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa pasukan Israel telah menargetkan Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas.
Sementara kabinet keamanan Netanyahu bersiap merencanakan perebutan kota tersebut. Seorang pejabat Israel mengatakan kabinet keamanan bersidang pada Minggu malam untuk membahas tahap selanjutnya dari rencana serangan untuk merebut Kota Gaza, yang ia gambarkan sebagai benteng terakhir Hamas.
Serangan skala penuh diperkirakan baru akan dimulai dalam beberapa minggu. Israel mengatakan ingin mengevakuasi penduduk sipil sebelum mengerahkan lebih banyak pasukan darat.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan di platform media sosial X bahwa Abu Ubaida telah tewas.
Abu Ubaida, juga dikenal sebagai Hozayfa Al-Khalout, adalah tokoh yang dikenal baik oleh warga Palestina maupun Israel, dekat dengan para pemimpin militer Hamas dan bertugas menyampaikan pesan-pesan kelompok tersebut, seringkali melalui video, selama sekitar dua dekade.
Ia menjadi salah satu tokoh paling terkenal dari sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, menyampaikan pernyataan yang direkam sebelumnya sambil mengenakan keffiyeh merah yang menutupi wajahnya.
Dalam pernyataan terakhirnya pada hari Jumat, ia memperingatkan bahwa rencana serangan Israel di Kota Gaza akan membahayakan para sandera. AS menjatuhkan sanksi kepadanya pada April 2024, menuduhnya memimpin "departemen pengaruh siber" Brigade al-Qassam.
Dua pejabat Hamas yang dihubungi Reuters pada hari Minggu tidak segera berkomentar.
Pada hari Sabtu, kepala Palang Merah Mirjana Spoljaric mengatakan evakuasi dari kota itu akan memicu perpindahan penduduk besar-besaran yang tidak dapat ditampung oleh wilayah lain di Jalur Gaza, di tengah kekurangan makanan, tempat tinggal, dan pasokan medis yang parah.
"Orang-orang yang memiliki kerabat di selatan pergi untuk tinggal bersama mereka. Yang lain, termasuk saya sendiri, tidak menemukan tempat karena Deir Al-Balah dan Mawasi terlalu padat," kata Ghada, seorang ibu dari lima anak dari lingkungan Sabra di kota itu.
Sekitar setengah dari lebih dari 2 juta penduduk enklave tersebut saat ini berada di Kota Gaza. Beberapa ribu orang diperkirakan telah meninggalkan kota itu menuju wilayah tengah dan selatan enklave tersebut, menurut sumber-sumber lokal.
Militer Israel telah memperingatkan para pemimpin politiknya bahwa serangan tersebut membahayakan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza. Protes di Israel yang menuntut diakhirinya perang dan pembebasan para sandera telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Kerumunan besar berdemonstrasi di Tel Aviv pada Sabtu malam, dan keluarga para sandera berunjuk rasa di luar rumah para menteri pada Minggu pagi.
Perang dimulai dengan Serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang. Dua puluh dari 48 sandera yang tersisa diyakini masih hidup.
Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 63.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat kesehatan Gaza, dan telah menjerumuskan wilayah kantong itu ke dalam krisis kemanusiaan serta meninggalkan sebagian besar wilayah itu dalam reruntuhan.
Pada hari Minggu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tujuh orang lagi meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di wilayah kantong itu, sehingga jumlah kematian tersebut menjadi 339 orang, termasuk 124 anak-anak, sejak perang dimulai. Israel membantah angka kematian yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas tersebut.