BRASILIA - Pengacara mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa draf permohonan suaka di Argentina yang ditemukan di ponselnya oleh polisi tidak dapat dianggap sebagai indikasi risiko pelarian, karena sudah bertanggal tahun lalu.

"Faktanya, dengan atau tanpa wajib militer, mantan presiden tersebut tidak melarikan diri," kata pengacaranya.

Dalam dokumen yang dikirim ke pengadilan, pihak pembela juga membantah bahwa Bolsonaro melanggar perintah penahanan apa pun yang dijatuhkan pengadilan terhadapnya.

Pembela Bolsonaro menanggapi perintah Hakim Agung Alexandre de Moraes untuk mengklarifikasi dugaan kegagalan mematuhi perintah penahanan yang dijatuhkan pengadilan dan risiko pelariannya, setelah polisi mengajukan laporan dengan tuduhan baru terhadap mantan presiden tersebut.

Polisi secara resmi menuduh Bolsonaro dan putranya, Eduardo, pada hari Rabu bekerja untuk mengganggu persidangan mantan presiden tersebut di Mahkamah Agung karena diduga merencanakan kudeta untuk membatalkan pemilu 2022.

Dalam dokumen hari Jumat, pengacara Bolsonaro menyebut laporan polisi tersebut sebagai "alat politik" yang bertujuan untuk menurunkan moral mantan presiden tersebut.

Awal bulan ini, Bolsonaro dikenai tahanan rumah dan dilarang menggunakan telepon selulernya, setelah Moraes mendapati mantan presiden tersebut gagal mematuhi perintah penahanan yang dijatuhkan kepadanya karena diduga meminta campur tangan Presiden AS Donald Trump dalam kasus tersebut.

Pada hari Jumat, pengacara Bolsonaro meminta Moraes untuk mempertimbangkan kembali perintah tahanan rumah tersebut.
Selama bertahun-tahun, warga Venezuela yang melarikan diri dari pemerintahan Nicolás Maduro memandang Amerika Serikat sebagai tempat berlindung yang aman.