JAKARTA - Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat bukan hanya tentang pesta sepak bola dunia, tetapi juga meninggalkan kisah tragis yang sampai hari ini masih membekas.
Di balik gegap gempita turnamen, tersimpan tragedi memilukan tentang seorang pemain yang harus kehilangan nyawanya akibat satu gol bunuh diri.
Kisah ini berawal dari tim nasional Kolombia yang datang dengan status penuh harapan. Digadang-gadang sebagai salah satu skuad terbaik kala itu, Kolombia diprediksi mampu melangkah jauh.
Namun, perjalanan mereka justru berakhir menyakitkan. Kekalahan di laga pembuka melawan Rumania membuat situasi semakin genting, hingga laga kedua melawan tuan rumah Amerika Serikat menjadi penentu.
Sayangnya, nasib berkata lain. Bek Kolombia, Andrés Escobar, secara tragis mencetak gol bunuh diri yang membuat timnya kalah 1-2 dan tersingkir dari turnamen. Bagi publik Kolombia, momen itu bagaikan mimpi buruk yang meruntuhkan seluruh asa.
Akan tetapi, yang lebih memilukan datang setelah turnamen usai. Escobar, baru berusia 27 tahun, tewas ditembak enam kali oleh orang tak dikenal ketika berada di kota kelahirannya, Medellín.
Peristiwa mengerikan ini mengguncang dunia sepak bola. Sebuah kesalahan di lapangan hijau berujung pada hilangnya nyawa seorang pemain yang sebenarnya dikenal rendah hati dan penuh dedikasi.
Lebih dari 100.000 orang hadir di pemakamannya, sebuah bukti betapa Escobar dicintai rakyatnya meski kesalahan kecilnya telah merenggut mimpinya dan impian bangsa.
Hingga kini, kisah tragis Escobar menjadi pengingat pahit betapa tekanan, emosi, dan ekspektasi dalam dunia olahraga bisa berakhir dengan konsekuensi yang begitu kejam.