• Gaya Hidup

Asal Usul dan Makna di Balik Kata Basa-Basi

Vaza Diva | Minggu, 10/08/2025 11:15 WIB
Asal Usul dan Makna di Balik Kata Basa-Basi Ilustrasi - dua orang yang sedang mengobrol (Foto: Pexels/Danu Hidayatur Rahman)

JAKARTA - Banyak yang menganggap basa-basi hanyalah obrolan ringan atau percakapan pembuka sebelum masuk ke topik utama. Namun, di tengah masyarakat, istilah ini juga kerap dipahami secara kreatif sebagai singkatan dari Bahas Sana, Bahas Sini.

Makna singkatan ini mengacu pada gaya berbicara yang tidak langsung menuju inti persoalan, melainkan menyinggung berbagai hal lain terlebih dahulu. Konsep ini berkembang sebagai cara menggambarkan komunikasi yang berputar-putar atau penuh pengantar sebelum sampai ke pokok pembicaraan.

Dalam percakapan, basa-basi berfungsi layaknya pintu masuk—membuka suasana sebelum topik inti diutarakan. Gaya ini dianggap lebih sopan karena tidak langsung to the point.

Secara bahasa, kata “basa-basi” sudah tercatat dalam kosakata Jawa dan Indonesia tanpa makna singkatan. Namun, penjelasan populer “Bahas Sana, Bahas Sini” dianggap mudah diingat dan akhirnya banyak digunakan di percakapan sehari-hari maupun media sosial.

Beberapa ahli bahasa menafsirkan kata “basa” sebagai bahasa atau kata-kata, sedangkan “basi” berarti tidak segar atau sudah lewat masanya. Gabungan keduanya sering diartikan sebagai percakapan formalitas atau sekadar pengantar. Di era digital, makna ini berkembang menjadi lebih fleksibel, bahkan dibumbui humor oleh warganet.

Kreativitas tersebut melahirkan versi lain seperti “Banyak Sapa, Biar Suasana Indah” atau “Biar Asik, Saling Interaksi”. Terlepas dari versinya, inti pesannya sama: menjaga kehangatan dan keramahan dalam komunikasi, walau hanya melalui percakapan ringan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa basa-basi bukan sekadar pengisi waktu. Ia adalah cerminan nilai sosial masyarakat Indonesia—menjunjung sopan santun, keterbukaan, dan membangun keakraban sebelum membahas hal yang lebih serius.