JAKARTA - Musim panas 2009 tercatat sebagai momen penting dalam sejarah sepak bola, khususnya bagi Real Madrid, yang tengah berada di bawah bayang-bayang dominasi Barcelona.
Ketika itu, tim Catalan meraih segudang gelar, sementara Madrid merasa harus segera bangkit dan kembali mendominasi.
Florentino Perez, yang kembali menjabat sebagai presiden klub, mengambil langkah berani untuk membangun tim impian yang dihuni oleh bintang-bintang dunia.
Real Madrid memulai periode ini dengan belanja besar-besaran yang membuat dunia sepak bola tercengang. Dalam satu jendela transfer, klub ini menghabiskan lebih dari 250 juta euro, jumlah yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Kehadiran Kaka dari AC Milan, yang baru saja meraih Ballon d`Or, menjadi transfer pertama yang menggemparkan. Namun, yang lebih mencengangkan lagi adalah kedatangan Cristiano Ronaldo dari Manchester United, dengan biaya hampir 100 juta euro.
Lebih lanjut, antusiasme publik mencapai puncaknya, dengan 80.000 fans datang menyaksikan Ronaldo mengenakan jersey putih Madrid.
Real Madrid tidak berhenti hanya pada dua bintang besar. Mereka juga mendatangkan penyerang muda berbakat Karim Benzema dari Lyon, serta gelandang kelas dunia Xabi Alonso dari Liverpool untuk memberikan keseimbangan di lini tengah.
Dengan penambahan pemain-pemain seperti Raul Albiol, Alvaro Arbeloa, dan Esteban Granero, skuad Madrid semakin solid. Meskipun tidak langsung meraih kesuksesan instan, investasi besar yang dilakukan Madrid pada 2009 menjadi fondasi kesuksesan tim dalam dekade berikutnya, dengan Cristiano Ronaldo memecahkan rekor demi rekor dan Karim Benzema menjadi legenda klub.
Keduanya membawa Madrid meraih empat gelar Liga Champions dan dua trofi La Liga, mengukuhkan bahwa langkah berani Perez adalah keputusan visioner yang mengubah sejarah klub.