JAKARTA - Dengan pesatnya perkembangan teknologi, cara manusia bekerja juga mengalami perubahan yang signifikan. Salah satu yang paling terlihat adalah adopsi luas dari tren kerja jarak jauh atau remote working, yang kini semakin diterima di berbagai sektor.
Meski memberikan fleksibilitas yang besar, kerja jarak jauh juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam mengelola keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Dulu, pembagian waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cukup jelas: seseorang berangkat ke kantor di pagi hari dan kembali di sore atau malam hari, menandakan berakhirnya hari kerja.
Namun, dengan adanya email, aplikasi konferensi, dan platform digital yang memungkinkan akses kapan saja, batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi menjadi kabur. Banyak orang kini merasa selalu terhubung dengan pekerjaan, meski sedang berada di rumah atau menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait work-life balance, yaitu kemampuan untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan sosial. Ketika keseimbangan ini terganggu, dapat menimbulkan dampak serius, seperti stres berkepanjangan, penurunan kualitas hubungan sosial, hingga gangguan kesehatan mental.
1. Manfaatkan Teknologi dengan Cerdas
Alih-alih membiarkan teknologi mengendalikan Anda, gunakanlah secara strategis. Batasi waktu memeriksa email atau aplikasi kerja, dan tetapkan momen bebas layar—seperti saat makan bersama keluarga atau sebelum tidur. Ini bisa menjadi waktu yang sangat berharga untuk merilekskan pikiran dari tuntutan digital yang tiada henti.
2. Buat Batasan Jam Kerja yang Tegas
Fleksibilitas kerja bukan berarti jam kerja tanpa akhir. Tetapkan waktu kapan Anda mulai dan mengakhiri pekerjaan, lalu disiplin menjalankannya. Kegiatan seperti olahraga ringan atau membaca buku bisa menjadi penanda bahwa waktu kerja telah selesai dan saatnya memasuki zona pribadi.
3. Luangkan Waktu Khusus untuk Diri Sendiri
Menyisihkan waktu untuk melakukan hal yang Anda nikmati bisa memberi efek luar biasa terhadap kebugaran mental. Cukup 10–15 menit per hari untuk aktivitas ringan seperti mendengarkan musik, berjalan santai, atau meditasi, sudah cukup untuk menjaga semangat tetap terjaga sepanjang hari.
4. Waspadai Perangkap Fleksibilitas
Jam kerja yang fleksibel bukan berarti Anda harus terus aktif 24 jam. Komunikasikan kepada tim dan atasan tentang kapan Anda tersedia dan kapan tidak. Jangan ragu untuk menonaktifkan notifikasi pekerjaan di luar jam kerja agar tidak muncul persepsi bahwa Anda “selalu siap”.
5. Pilih Pekerjaan yang Sejalan dengan Nilai Pribadi
Bekerja di tempat yang sesuai dengan prinsip hidup Anda akan membuat segalanya terasa lebih ringan. Ketika pekerjaan terasa berarti, stres pun cenderung berkurang. Jika saat ini belum memungkinkan untuk berganti pekerjaan, coba temukan makna dalam peran Anda sekarang dan hubungkan dengan tujuan hidup yang lebih besar.
6. Mulai dari Langkah-Langkah Kecil
Tidak perlu perubahan besar secara langsung. Fokus pada kebiasaan kecil, misalnya menyisihkan satu malam untuk makan bersama keluarga setiap minggu, lalu tingkatkan intensitasnya secara bertahap. Perubahan bertahap jauh lebih efektif dan mudah dipertahankan dalam jangka panjang.