• Bisnis

Panel Harga Pangan Jadi Fondasi Kebijakan, NFA Dorong Akurasi Data

Eko Budhiarto | Jum'at, 01/08/2025 10:15 WIB
Panel Harga Pangan Jadi Fondasi Kebijakan, NFA Dorong Akurasi Data Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, saat menyampaikan arahan pada Workshop Pengembangan Kapasitas Petugas Panel Harga Pangan Tahun 2025, Kamis (31/7/2025) yang digelar secara hybrid di Jakarta.(foto:NFA)

JAKARTA – Data harga pangan yang akurat, objektif, dan kredibel merupakan fondasi penting dalam mendukung kebijakan stabilitas pangan nasional. Untuk itu, dalam upaya memperkuat sistem pengumpulan dan pengelolaan data tersebut, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus menegaskan komitmennya untuk membangun Panel Harga Pangan yang andal sebagai rujukan utama kebijakan pangan di Indonesia. Dalam konteks inilah, keberadaan para enumerator sebagai penyedia data lapangan menjadi sangat krusial.

“Bapak/Ibu ialah ujung tombak Panel Harga Pangan yang menyediakan data-data harga pangan di tingkat produsen dan konsumen, yang menjadi sumber referensi baik di tingkat daerah, pusat, hingga internasional,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, saat menyampaikan arahan pada Workshop Pengembangan Kapasitas Petugas Panel Harga Pangan Tahun 2025, Kamis (31/7/2025) yang digelar secara hybrid di Jakarta.

Di tengah dinamika harga pangan, data harga yang solid dan real-time menjadi syarat mutlak bagi pemerintah untuk merespons cepat kondisi di lapangan secara terukur. Oleh karena itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA, Maino Dwi Hartono, menekankan bahwa kualitas kebijakan sangat bergantung pada kualitas data.

“Selalu cek lagi data dan angkanya, pastikan akurat sehingga Panel Harga Pangan bisa sesuai tagline: Aktual, Obyektif, Kredibel,” ujar Maino.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Ekonomi Sirkular BRIN Umi Karomah Yaumidin yang hadir sebagai salah satu narasumber mengingatkan pentingnya kemampuan enumerator dalam mengumpulkan dan mengolah data harga pangan yang beragam. Umi berharap para enumerator sanggup memastikan data yang diinput bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. "Kita sebagai enumerator tidak bisa hanya pasrah menerima harga yang disampaikan oleh mereka, karena nanti yang kita ambil adalah rerata yang siap divalidasi," jelasnya.

Secara terpisah Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa panel harga pangan menjadi instrumen yang penting memantau dinamika harga pangan khususnya pangan pokok strategis.

"Dengan data yang terupdate setiap hari pemerintah jadi lebih cepat dalam mengidentifikasi gejolak harga dan ketersediaan pangan, sehingga langkah antisipasi dan penanganan dapat segera dilakukan secara efektif." ujar Arief.

Selaras dengan itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto juga telah menekankan pentingnya pengendalian harga sebagai bagian dari ketahanan nasional.

"Saya dalam beberapa pekan terakhir terus memantau perkembangan situasi produksi dan harga pangan. Dan saya juga sudah sampaikan instruksi ke Menko pangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan semua menteri terkait untuk memastikan ketersediaan bahan pokok. Dan mencegah kenaikan adanya dan lonjakan harga yang spekulatif,” tegas Presiden Prabowo dalam keterangan persnya jelang Ramadhan di Pangkalan TNI Halim Perdanakusuma (28/2/2025).

Adapun Panel Harga Pangan dapat diakses oleh publik melalui website panelharga.badanpangan.go.id, atau diunduh di Playstore Panel Harga Pangan. Layanan Panel harga pangan meliputi data harga pangan pokok strategis di tingkat produsen, harga pangan pokok strategis di tingkat konsumen, serta data nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Sebagai informasi, Workshop Panel Harga Pangan ini diikuti oleh para enumerator harga pangan. Sebanyak 651 peserta dari seluruh Indonesia hadir mengikuti secara online dan 50 peserta offline dari wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Workshop ini menghadirkan narasumber dari instansi strategis dan mitra profesional yaitu Statistisi Madya Badan Pusat Statistik Muhammad Irawan, dan Senior Business Intelligence Carro M. Anwar Sanusi.