• News

Lagi, 14 Orang Meninggal karena Kelaparan di Gaza, Netanyahu Membantah

Yati Maulana | Selasa, 29/07/2025 15:05 WIB
Lagi, 14 Orang Meninggal karena Kelaparan di Gaza, Netanyahu Membantah Warga Palestina berkumpul saat mencari bantuan yang masuk ke Gaza melalui Israel, di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, 27 Juli 2025. REUTERS

GAZA - Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 14 orang telah meninggal dalam 24 jam terakhir akibat kelaparan dan malnutrisi. Sehingga jumlah korban tewas akibat kelaparan akibat perang menjadi 147 orang, termasuk 88 anak-anak, sebagian besar terjadi hanya dalam beberapa minggu terakhir.

Israel mengumumkan beberapa langkah selama akhir pekan, termasuk jeda kemanusiaan harian untuk pertempuran di tiga wilayah Gaza, koridor aman baru untuk konvoi bantuan, dan bantuan udara. Keputusan ini menyusul kegagalan perundingan gencatan senjata pada hari Jumat.

Wessal Nabil dari Beit Lahiya di Gaza utara menggambarkan perjuangannya memberi makan ketiga anaknya. "Ketika Anda tidur dalam keadaan lapar, Anda bangun dalam keadaan lapar. Kami mengalihkan perhatian mereka dengan apa pun untuk menenangkan mereka," ujarnya kepada Reuters.

"Saya menyerukan kepada dunia, kepada mereka yang berhati welas asih, yang penuh kasih, untuk melihat kami dengan penuh kasih, untuk berbaik hati kepada kami, untuk berdiri bersama kami hingga bantuan datang dan memastikannya sampai kepada kami."

Dua pejabat pertahanan Israel mengatakan tekanan internasional mendorong langkah-langkah baru Israel, begitu pula dengan memburuknya kondisi di lapangan.

Badan-badan PBB mengatakan pasokan bantuan jangka panjang dan stabil dibutuhkan. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan 60 truk bantuan telah dikirim - kurang dari target. Hampir 470.000 orang di Gaza mengalami kondisi seperti kelaparan, dengan 90.000 perempuan dan anak-anak membutuhkan perawatan gizi khusus, katanya. "Target kami saat ini, setiap hari, adalah mengirimkan 100 truk ke Gaza," ujar Direktur Regional WFP untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Timur, Samer AbdelJaber, kepada Reuters.

Jan Egeland, kepala Dewan Pengungsi Norwegia, mengatakan kepada Reuters bahwa situasinya sangat buruk.
"Saat ini, anak-anak meninggal setiap hari karena kelaparan, akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Jadi, waktu telah habis."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah adanya kebijakan kelaparan terhadap Gaza, dengan mengatakan pasokan bantuan akan tetap tersedia baik saat Israel sedang merundingkan gencatan senjata maupun berperang.

Seorang juru bicara COGAT, badan koordinasi bantuan militer Israel, mengatakan Israel tidak menetapkan batas waktu untuk jeda kemanusiaan dalam operasi militernya, sehari setelah kepala bantuan PBB Tom Fletcher mengatakan Israel telah memutuskan "untuk mendukung peningkatan bantuan selama satu minggu".

"Kami berharap jeda ini akan berlangsung lebih lama dari seminggu, dan pada akhirnya akan berubah menjadi gencatan senjata permanen," ujar juru bicara Fletcher, Eri Kaneko, pada hari Senin.

Kantor Netanyahu tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Dibandingkan minggu lalu, juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan, hanya ada "sedikit peningkatan" dalam jumlah bantuan yang diangkut ke Gaza sejak Israel memulai jeda kemanusiaan.