Biaya Hidup Naik, PM Malaysia Umumkan Bantuan Tunai dan Turunkan Harga BBM

Yati Maulana | Kamis, 24/07/2025 23:05 WIB
Biaya Hidup Naik, PM Malaysia Umumkan Bantuan Tunai dan Turunkan Harga BBM Umat Muslim berbelanja makanan untuk berbuka puasa di sebuah bazar selama bulan suci Ramadan di Kuala Lumpur, Malaysia, 15 April 2023. REUTERS

KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan langkah-langkah baru pada hari Rabu untuk mengatasi keresahan publik yang semakin meningkat terkait kenaikan biaya hidup, termasuk pemberian bantuan tunai kepada seluruh warga negara dewasa dan janji untuk menurunkan harga bahan bakar.

Pernyataannya dalam siaran televisi tersebut muncul menjelang protes yang direncanakan akan digelar di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada hari Sabtu, yang bertujuan untuk memaksa Anwar mundur karena kenaikan harga dan kegagalan memenuhi reformasi yang dijanjikan.

Pemerintahan Anwar telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan pendapatan dan produktivitas tahun ini, termasuk kenaikan upah minimum, kenaikan tarif listrik bagi pengguna listrik besar, dan perluasan pajak penjualan dan jasa.

Anwar mengatakan langkah-langkah tersebut terutama ditujukan kepada bisnis besar dan orang kaya, tetapi para kritikus menyuarakan kekhawatiran bahwa biaya yang lebih tinggi pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.

Pada hari Rabu, Anwar mengatakan semua warga Malaysia di atas usia 18 tahun akan menerima 100 ringgit ($23,67) dalam bentuk bantuan tunai satu kali yang akan dicairkan mulai 31 Agustus.

Pemerintah akan mengalokasikan total 15 miliar ringgit ($3,55 miliar) dalam bentuk bantuan tunai pada tahun 2025, naik dari 13 miliar ringgit yang awalnya dialokasikan untuk tahun tersebut, ujarnya.

Polisi mengatakan mereka memperkirakan antara 10.000 dan 15.000 orang akan menghadiri protes hari Sabtu, yang diselenggarakan oleh partai-partai oposisi.

"Saya mengakui adanya keluhan dan menerima bahwa biaya hidup tetap menjadi tantangan yang harus diatasi, meskipun kami telah mengumumkan berbagai langkah sejauh ini," kata Anwar, seraya menambahkan bahwa lebih banyak inisiatif untuk membantu mereka yang berada dalam kemiskinan akan diluncurkan pada hari Kamis.

Anwar mengatakan pemerintah juga akan mengumumkan detail rencana yang telah lama ditunggu-tunggu untuk menyesuaikan subsidi menyeluruh pada bahan bakar transportasi RON95 yang banyak digunakan sebelum akhir September. Setelah perubahan subsidi diterapkan, harga bahan bakar di pompa bensin Malaysia akan turun menjadi 1,99 ringgit per liter, dibandingkan dengan harga saat ini 2,05 ringgit, kata Anwar.

Namun, warga negara asing harus membayar harga pasar bahan bakar non-subsidi, ujarnya. Anwar tidak memberikan detail tentang bagaimana langkah tersebut akan diberlakukan.

Para analis mengatakan perubahan skema rasionalisasi subsidi bahan bakar—yang awalnya ditetapkan pada pertengahan 2025 dan bertujuan untuk menghapus subsidi bagi orang kaya—dapat memengaruhi rencana konsolidasi fiskal Malaysia.

Ekonom Kenanga Investment Bank, Muhammad Saifuddin Sapuan, mengatakan bahwa pemberian bantuan tunai dan langkah-langkah subsidi diperlukan untuk mendorong permintaan domestik, di tengah tantangan eksternal yang timbul dari ketidakpastian global yang sedang berlangsung.

"Namun demikian, hal ini ada harganya, terutama terkait bagaimana pemerintah akan membiayainya, dan kemungkinan akan menekan target fiskalnya," ujarnya. Kathleen Chen, dari tim Sovereigns Fitch Ratings, mengatakan penundaan lebih lanjut atau kemajuan yang tidak memadai dalam rasionalisasi subsidi dapat membahayakan tujuan pemerintah untuk mengurangi defisitnya menjadi 3% pada tahun 2028.

Fitch memperkirakan utang pemerintah umum Malaysia akan tetap tinggi, sekitar 76,5% dari PDB pada tahun 2025, dengan penurunan yang hanya bertahap dalam jangka menengah, ujarnya.