• Bisnis

Atasi Susut dan Sisa Pangan, NFA Dukung Zero Waste Perikanan

Eko Budhiarto | Selasa, 22/07/2025 16:45 WIB
Atasi Susut dan Sisa Pangan, NFA Dukung Zero Waste Perikanan Direktur Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Kejawanan, Cirebon, Senin (21/7/2025).(foto:NFA)

CIREBON – Dalam upaya mengatasi susut dan sisa pangan (SSP) di sektor perikanan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung pengelolaan hasil tangkapan ikan secara menyeluruh berbasis zero waste. Prinsip ini mengedepankan pemanfaatan seluruh bagian ikan, termasuk sisik dan tulang agar tak ada hasil perikanan yang terbuang percuma dan justru bisa diolah menjadi pakan ternak, pupuk, atau produk turunan lainnya.

Fokus ini sejalan dengan visi NFA untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui efisiensi produksi dan pengelolaan sumber daya pangan yang ramah lingkungan.

Dukungan tersebut ditegaskan Direktur Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Kejawanan, Cirebon, Senin (21/7/2025). PPN Kejawanan ini dirancang menjadi salah satu Eco Fishing Port di Indonesia, yang menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan dan minim limbah.

Nita mengatakan bahwa ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik, terutama bagi pertumbuhan anak dan pencegahan stunting.

“Mendukung Generasi Emas 2045 diperlukan konsumsi makanan bergizi, khususnya protein hewani. Ikan laut maupun air tawar memiliki kandungan protein berkualitas tinggi dan kaya omega-3 yang mendukung perkembangan otak anak,” jelas Nita.

Ia menambahkan bahwa sektor perikanan memiliki potensi besar sebagai penyedia protein yang bergizi, terjangkau, dan berkelanjutan.

“Mudah-mudahan dengan adanya pengembangan ini, produktivitas yang awalnya hanya 6.190 ton per tahun kemudian menjadi 32 ribu ton, sehingga ketersediaan protein hewani dari ikan akan meningkat dan berkontribusi dalam stabilisasi harga dan pasokan,” ujarnya.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, turut menegaskan bahwa pengurangan susut dan sisa pangan harus menjadi prioritas bersama. Menurutnya, pendekatan zero waste harus menjadi strategi penting dalam menciptakan sistem pangan yang efisien dan tahan terhadap krisis.

Peningkatan konsumsi ikan di masyarakat harus dibarengi dengan pengelolaan yang efisien, ramah lingkungan, dan minim limbah. Oleh karena itu, pemanfaatan produk samping ikan menjadi pakan ternak dan pupuk merupakan langkah nyata untuk menghadirkan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

Komitmen terhadap keberlanjutan juga disuarakan oleh Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rokhmin Dahuri. Dalam kunjungan tersebut, Rokhmin menekankan pentingnya pelabuhan perikanan yang benar-benar menerapkan prinsip zero waste dalam praktiknya.

“Kami tadi wanti-wanti bahwa karena ini nama pelabuhannya Eco Fishing Port, atau pelabuhan perikanan yang ramah lingkungan, maka proses pendaratan hingga pengolahan hasil perikanan harus benar-benar zero waste. Zero waste itu tanpa limbah,” tegas Rokhmin.

Ia juga mendorong pengembangan inovasi dari produk samping hasil laut.

“Tadi ada pengalaman bahwa sisik ikan, tulang ikan bisa dijadikan pakan, itu bentuk inovasi yang harus terus dikembangkan,” tambahnya.

Plt. Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lotharia Latif, menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengoptimalkan infrastruktur pelabuhan perikanan nasional agar bisa mendukung peningkatan produktivitas nelayan secara berkelanjutan. Hal ini menjadi bagian dari kebijakan Penangkapan Ikan Terukur yang tengah dijalankan.

Melalui kolaborasi lintas sektor dan inovasi dalam pengelolaan pangan, zero waste diharapkan menjadi bagian dari transformasi sistem pangan Indonesia menuju masa depan yang lebih tangguh, efisien, dan berkelanjutan.