GAPYEONG, Korea Selatan, 21 Juli (Reuters) - Cuaca basah ekstrem di Korea Selatan mereda pada hari Senin setelah hujan deras selama berhari-hari yang memicu banjir dan tanah longsor serta menewaskan sedikitnya 18 orang, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan mengatakan pada hari Senin.
Sembilan orang masih hilang hingga Minggu malam, kata kementerian, sementara penduduk di daerah yang paling parah terkena dampak masih syok.
Di Gapyeong, sekitar 62 kilometer (38,5 mil) timur laut ibu kota Seoul, beberapa penduduk mengenang pengalaman mereka lolos dari banjir setelah hujan setinggi 173 milimeter (6,8 inci) membanjiri daerah tersebut hanya dalam 17 jam pada hari Minggu.
Gapyeong termasuk di antara sejumlah tempat yang mencatat rekor curah hujan dalam satu hari dan memecahkan rekor curah hujan harian nasional sebelumnya, yaitu 156,3 mm, yang tercatat pada 30 September 1998.
"Tanah amblas di bawah saya, dan air naik hingga setinggi leher saya. Untungnya, ada pipa besi di dekat sini. Saya berpegangan sekuat tenaga," kata Ahn Gyeong-bun, pemilik restoran yang hampir hancur total.
Dua orang tewas dan empat orang hilang setelah tanah longsor melanda rumah-rumah di sekitar Gapyeong dan banjir menyapu kendaraan hingga Minggu, kata kementerian.
Bagi mereka yang bertahan seperti Ahn, masa depan yang tidak pasti menanti.
"Saya telah menjalankan restoran ini selama 10 tahun ... Apa yang harus saya lakukan sekarang?" tanya Ahn, sambil berdiri di samping bangunannya yang rusak parah dan bertengger di samping sungai yang masih meluap.
Sesekali menangis, wanita berusia 65 tahun itu mengatakan beberapa lemari es restorannya hanyut oleh banjir.
Di seluruh Korea Selatan, kerusakan akibat hujan telah dilaporkan terjadi pada 1.999 bangunan publik dan 2.238 fasilitas swasta, termasuk pertanian, kata Kementerian Dalam Negeri.
Meskipun hujan telah mereda, badan meteorologi nasional kini telah mengeluarkan peringatan gelombang panas nasional.
Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah memerintahkan respons menyeluruh terhadap bencana tersebut, ungkap kantornya.
"Karena hujan lebat lokal telah menjadi hal yang biasa, langkah-langkah khusus berdasarkan karakteristik regional sangat dibutuhkan," kata Kang Yu-jung, juru bicara kantor Lee.
"Jika ditemukan kelalaian atau kesalahan serius dalam disiplin pegawai negeri sipil, kami akan meminta pertanggungjawaban mereka dan langkah-langkah menyeluruh akan diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa."
Lee, yang menjabat pada bulan Juni, telah berjanji untuk membuat negara lebih aman dan mencegah terulangnya bencana seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, yang seringkali disebabkan oleh kurangnya respons dari pihak berwenang.