JAKARTA - Militer Israel telah mengeluarkan peringatan evakuasi paksa baru bagi warga Palestina di Gaza tengah, memerintahkan mereka untuk pindah ke selatan ke al-Mawasi, wilayah yang sering diserang Israel meskipun menyatakannya sebagai "zona aman".
Ribuan selebaran dijatuhkan di Deir el-Balah pada hari Minggu (20/7/2025), yang memberi tahu keluarga-keluarga terlantar yang tinggal di tenda-tenda di beberapa bagian kota yang padat penduduk untuk segera pergi.
Militer Israel memperingatkan akan segera mengambil tindakan terhadap pejuang Hamas di daerah tersebut sementara serangan mematikannya terus berlanjut terhadap warga sipil tak bersenjata dan kelaparan yang tengah putus asa mencari makanan, menewaskan puluhan warga Palestina pada hari Minggu (20/7/2025), sedikitnya 73 di antaranya adalah pencari bantuan di Gaza utara.
Dalam sebuah posting di X, juru bicara militer berbahasa Arab Avichay Adraee mengatakan penduduk dan warga Palestina telantar yang berlindung di daerah Deir el-Balah harus segera pergi.
Israel “memperluas aktivitasnya” di sekitar Deir el-Balah, termasuk “di wilayah yang belum pernah dioperasinya sebelumnya”, kata Adraee, memberi tahu warga Palestina untuk “bergerak ke selatan menuju wilayah al-Mawasi” di pantai Mediterania “demi keselamatan Anda”.
Sebuah video yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan tentara Israel menjatuhkan sejumlah besar selebaran di atas wilayah pemukiman di Deir el-Balah, memberi tahu warga Palestina tentang perintah tersebut.
`Tidak ada tempat lain untuk dituju`
Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah, mengatakan wilayah yang menjadi sasaran Israel sangat padat penduduknya dan “mustahil” bagi penduduk yang terkena dampak untuk pergi dalam waktu singkat.
“Warga Palestina di sini menolak untuk pergi dan mengatakan mereka akan tetap tinggal di rumah mereka karena bahkan wilayah yang ditetapkan aman oleh tentara Israel telah menjadi sasaran,” ujarnya.
Warga Palestina mengatakan mereka tidak punya tempat lain untuk dituju, dan tidak ada ruang karena sebagian besar wilayah barat atau bahkan al-Mawasi penuh dengan orang dan tenda tanpa ruang tambahan untuk perluasan. Mereka tidak punya pilihan lain.
Militer Israel mengeluarkan peringatan saat Israel dan Hamas mengadakan pembicaraan gencatan senjata tidak langsung di Qatar, tetapi mediator internasional mengatakan tidak ada terobosan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali menekankan bahwa perluasan operasi militer Israel di Gaza akan menekan Hamas untuk bernegosiasi, tetapi negosiasi telah terhenti selama berbulan-bulan.
Bulan ini, militer Israel mengatakan pihaknya menguasai lebih dari 65 persen Jalur Gaza.
Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa telah mengungsi setidaknya sekali selama perang, yang kini telah memasuki bulan ke-22. Israel telah berulang kali memerintahkan warga Palestina untuk pergi atau menghadapi serangan di sebagian besar wilayah kantong pantai tersebut.
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan pada bulan Januari bahwa lebih dari 80 persen wilayah Jalur Gaza berada di bawah ancaman evakuasi Israel yang belum dicabut dan banyak penduduknya hidup dalam kelaparan .
Seorang bayi berusia 35 hari di Kota Gaza dan seorang anak berusia empat bulan di Deir el-Balah meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa akhir pekan ini.
Pada hari Sabtu, sedikitnya 116 warga Palestina tewas , banyak dari mereka adalah pencari bantuan yang mencoba mendapatkan makanan dari lokasi distribusi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat.
Setidaknya 900 warga Palestina yang putus asa mencari makanan telah terbunuh di lokasi tersebut sejak GHF mulai mengoperasikannya pada akhir Mei ketika blokade Israel telah mencegah masuknya makanan dan kebutuhan lainnya dari PBB dan kelompok bantuan lainnya ke Gaza.
Genosida ini telah mendorong Paus Leo XIV untuk mengecam “kebiadaban” perang tersebut dan mendesak agar tidak menggunakan “kekuatan yang tidak pandang bulu”.
"Saya sekali lagi meminta agar kebiadaban perang segera diakhiri dan konflik ini diselesaikan secara damai," ujar Leo dalam sebuah pertemuan doa di dekat Roma pada hari Minggu (20/7/2025). (*)