JAKARTA - Pangeran Harry mendapat dukungan dari kerajaan Eropa.
Putri Delphine dari Belgia muncul di episode minggu ini dari podcast It`s Reigning Men, di mana ia berbicara tentang keretakan hubungan Duke of Sussex dengan keluarganya.
Putri Delphine (57) mengatakan dalam podcast bahwa dia mengikuti Putri Diana, termasuk kematian tragisnya pada tahun 1997 ketika Pangeran Harry berusia 12 tahun.
"Mereka kehilangan sosok yang sangat penting, dan saya merasa sangat kasihan kepada Pangeran Harry karena saya pikir itu merupakan peristiwa traumatis baginya," ujarnya.
Ia menambahkan, "Saya rasa Pangeran Harry sangat menderita, dan saya rasa dia trauma, dan itu terungkap sekarang. Saya rasa ada masalah keamanan, saya rasa ini berkaitan dengan apa yang terjadi pada ibunya," merujuk pada perjuangan hukum Duke of Sussex untuk mendapatkan kembali jaminan keamanan yang didanai negara di Inggris, yang baru-baru ini hilang.
Pangeran Harry mengatakan dia " tidak merasa aman " membawa Meghan Markle dan kedua anak mereka ke negara asalnya tanpa perlindungan resmi dari kepolisian.
"Saya mengerti dia," kata Delphine. "Dia hanya trauma. Dia melakukan hal-hal seperti ini, dan semua orang merundungnya, tapi tidak memikirkan traumanya, dan saya merasa sangat buruk karena saya merasa dia seperti ditinggalkan begitu saja."
Delphine tidak tahu bahwa ayahnya adalah Raja Albert II dari Belgia hingga ia berusia 18 tahun, dan ia menghabiskan bertahun-tahun dalam pertarungan hukum hingga tes DNA yang dilakukan pada Januari 2020 mengonfirmasi hubungannya dengan kerajaan Belgia.
Ia memenangkan hak untuk memiliki gelar kerajaan dan mulai bergabung dengan keluarga kerajaan Belgia di acara-acara publik.
Keretakan antara Pangeran Harry dan keluarganya pertama kali terungkap ke publik pada tahun 2020 ketika ia dan Meghan Markle mundur dari peran kerajaan dan pindah ke negara bagian asal Meghan Markle, California.
Ketegangan semakin meningkat ketika Duke dan Duchess of Sussex menyuarakan kecaman terhadap keluarga kerajaan dalam wawancara yang mengejutkan, dokumenter Netflix mereka yang kontroversial, dan memoar Pangeran Harry, Spare.
Namun, pada tanggal 9 Juli, sebuah pertemuan pribadi terjadi antara dua ajudan Pangeran Harry dan seorang anggota tim Raja Charles, yang tampaknya menjadi titik temu setelah bertahun-tahun hubungan ayah dan anak itu merenggang.
Pada 9 Juli, Meredith Maines , kepala staf dan direktur komunikasi Duke of Sussex, dan Liam Maguire, juru bicara pasangan tersebut di Inggris, bertemu dengan sekretaris komunikasi Raja Charles, Tobyn Andreae. Pertemuan informal di klub anggota privat Royal Over-Seas League di London pertama kali dilaporkan oleh The Mail on Sunday.
"Itu langkah awal yang baik ," ujar seorang sumber eksklusif. "Selalu lebih baik untuk berbicara."
Pertemuan antara Pangeran Harry dan para pembantu Raja terjadi tak lama setelah Duke of Sussex mengatakan kepada BBC bahwa dia "menginginkan rekonsiliasi dengan keluarga saya."
Sementara beberapa orang yang dekat dengan istana meremehkan efek jangka panjang dari pertemuan itu, dan menganggapnya sebagai pertukaran profesional antara staf komunikasi, pertemuan itu mungkin menandai pembukaan kembali jalur antara ayah dan anak.
"Ini langkah positif," ujar sumber tersebut. "Ada optimisme bahwa ini bisa dilanjutkan." (*)