JAKARTA — Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong penguatan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satu upaya strategis yang menjadi perhatian lembaga ini adalah pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) melalui pendekatan pentahelix, khususnya dengan mendorong peran aktif sektor swasta.
Komitmen ini disampaikan Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis, saat menghadiri peluncuran aplikasi “Clearance Sale App” yang digagas oleh Surplus Indonesia di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
“Aplikasi ini merupakan wujud nyata kontribusi sektor swasta dalam pengelolaan pangan berkelanjutan. Kepala Badan Pangan Nasional, Bapak Arief Prasetyo Adi, secara konsisten mendorong kolaborasi pentahelix. Keterlibatan sektor swasta seperti ini adalah bagian penting dari upaya kolektif kita,” ujar Nita.
Nita menambahkan, pendekatan pencegahan menjadi prioritas utama dalam menangani permasalahan sisa pangan.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Upaya ini akan membantu menurunkan volume sampah organik, yang selama ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat food waste tertinggi di kawasan Asia Pasifik,” katanya.
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, pengelolaan SSP kini menjadi bagian dari Program Prioritas Ekosistem Ekonomi Sirkular yang termasuk dalam Prioritas Nasional ke-2. Pemerintah menetapkan target penyelamatan pangan sebesar 3–5 persen per tahun selama periode tersebut.
“Target jangka panjang bahkan lebih ambisius, yakni pengurangan SSP hingga 75 persen pada tahun 2045, sebagaimana diatur dalam Peta Jalan Pengelolaan SSP. Ini juga sejalan dengan target global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12.3 dan poin 2 tentang pengurangan food waste dan penghapusan kelaparan,” imbuh Nita.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya sinergi nasional dalam menyelamatkan pangan dari potensi terbuang.
“Masuknya isu ini dalam RPJMN menunjukkan keseriusan pemerintah. Ini bukan hanya tugas negara, melainkan gerakan bersama seluruh elemen bangsa. Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terus berkontribusi,” ucap Arief.
Pada kesempatan yang sama, CEO Surplus Indonesia, Muhammad Agung Saputra, menyatakan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi dalam menurunkan food waste secara signifikan.
“Surplus bersama Bappenas, Badan Pangan Nasional, dan IBCSD siap menyongsong target pengurangan food waste tahun 2030. Tidak hanya itu, masyarakat bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah dan menciptakan dampak positif bagi bumi ini. Lewat aplikasi ini, masyarakat dapat belanja hemat sekaligus turut menjaga lingkungan,” jelasnya.
Advisor Surplus Indonesia yang juga mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampaikan optimismenya terhadap langkah ini. “Indonesia masih tercatat sebagai salah satu penyumbang food waste terbesar di dunia. Namun dengan inovasi dan semangat kolaboratif, saya yakin kita bisa berubah bersama. Ini langkah nyata menuju visi Indonesia Emas 2045,” kata Sandiaga.