• Bisnis

Kepala NFA: Yang Kita Kerjakan Adalah Produksi Pangan Dari Keringat Bangsa Sendiri

Eko Budhiarto | Sabtu, 19/07/2025 14:50 WIB
Kepala NFA: Yang Kita Kerjakan Adalah Produksi Pangan Dari Keringat Bangsa Sendiri Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Dialog Kadin: Peran Swasta Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan, di Jakarta,Jumat (18/7/2025).(foto:NfA)

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, kemandirian pangan merupakan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Oleh karenanya semua pihak harus mendorong segala apa yang bisa diproduksi di dalam negeri.

Arief menyampaikan hal itu dalam `Dialog Kadin: Peran Swasta Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan` di Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Arief yang juga sebagai Kepala Badan Pangan Kadin Indonesia, membawakan spirit Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo. Dengab spirit ini, Kadin Indonesia diminta turut mengambil peran dalam perwujudan kemandirian pangan. Bagi Arief, dukungan swasta dibutuhkan pemerintah.

"Tentu kita terima kasih kepada Mas Anindya Bakrie yang sepakat mengarahkan Kadin menjadi lokomotif swasembada pangan Indonesia. Seperti yang disampaikan Bapak Menko Pangan di sini, Kadin diminta ikut ambil peran di bidang pangan, karena Asta Cita Bapak Presiden itu salah satunya kemandirian pangan," kata Arief usai berbicara dalam dialog.

"Jadi apa-apa yang bisa diproduksi dalam negeri, itu harus kita dorong bersama-sama. Mulai dari pemerintah, BUMN hingga swasta. Setiap elemen bangsa harus mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto. Apalagi kondisi pangan di luar negeri memang sedang berfluktuasi, makanya yang kita kerjakan sekarang adalah produksi pangan dari keringat bangsa sendiri," tutur Arief.

Berkaca dari itu, dalam FAO Food Price Index (FPPI) terbaru, memperlihatkan indeks pada Juni 2025 berada di level yang lebih tinggi daripada indeks tahun 2023 dan 2024. FPPI Juni 2025 di 128 poin. Sementara FPPI Juni 2023 di 121,0 poin. Kemudian rerata FPPI sepanjang tahun 2023 berada di 124,5 poin. Kendati begitu, FPPI 2022 masih menjadi yang tertinggi dengan 144,5 poin.

Pantauan terakhir pada negara sahabat, misalnya di Jepang. Harga beras di sana terlaporkan tengah mengalami lonjakan hingga 99,2 persen dibandingkan Juli 2024. Komplikasi itu pun merambat pula pada inflasi beras yang pada Mei tercatat di 101 persen. Guna mengatasinya, Kementerian Pertanian Jepang meningkatkan areal tanam padi hingga 1,36 juta hektare.

Untuk kondisi perberasan Indonesia, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyatakan stok beras yang dimiliki pemerintah sangat kuat dan saat ini sedang disalurkan ke masyarakat. Duet strategi intervensi perberasan dilakukan untuk menekan harga beras.

"Jadi produksi beras kalau lagi banyak, masuk ke Cadangan Pangan Pemerintah. Tapi misal masih banyak lagi, baru kita ekspor. Stok beras di Cadangan Pangan Pemerintah itu sangat diperlukan. Sekarang kita punya cadangan beras 4,2 juta ton," urai Arief.

"Kemudian dalam rapat terakhir bersama Bapak Menko Pangan, nanti akan ada tambahan serapan beras dalam negeri 1 juta ton lagi. Nanti dari 4,2 juta ton ditambah 1 juta ton, jadi bisa 5 juta ton. Tapi sekarang pemerintah bersama Bulog sedang menyalurkan ke masyarakat sebagai intervensi stabilisasi harga," sambungnya.

Per 17 Juli, realisasi penyaluran bantuan pangan beras telah menyasar ke 1.213.740 Penerima Bantuan Pangan (PBP) dari target 18.277.083 PBP. Sementara realisasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras telah diedarkan ke berbagai outlet mencapai 860.680 kilogram (kg).

Lebih lanjut dalam forum yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak Kadin Indonesia untuk ikut serta bantu pencapaian swasembada pangan. “Kita ingin di tengah ekonomi dunia yang mengutamakan masing-masing, kita ini harus bareng-bareng, pemerintah tidak bisa sendiri,” sebutnya.

“Tadi saya mengajak Kadin untuk bareng-bareng kita bersama-sama untuk menuju swasembada pangan dan energi itu. Artinya, Kadin ini kan sudah terlatih, sudah terlatih, tidak mungkin pemerintah sendiri,” kata Zulhas lagi.

Sementara, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengamini bahwa dengan pencapaian swasembada pangan akan mengerek perekonomian nasional. Ketahanan pangan pun adalah fondasi penting dalam ekonomi suatu bangsa.

“Tanpa ketahanan pangan, susah ada ketahanan ekonomi, dan susah ada ketahanan nasional. Nah di sinilah Pak Menko datang untuk memberikan bukan hanya paparan, tapi juga ajakan kerja sama, dan yang paling penting semangat,” kata Anind.

"Beliau mengatakan, tolong fokus kepada teman-teman Kadin di bidang garam dan gula, (juga) peternakan oleh-oleh dari Brasil. Kedua, dengan Kopdes tadi ada 80 ribu. Luar biasa, mau diresmikan Senin depan oleh Bapak Presiden. Nah, bagaimana (ke depan) Kadin bisa berpartisipasi dalam membantu itu," jelasnya.