• Bisnis

Bantuan Pangan Bergulir di Kalbar, 294 Ribu Keluarga Terima 5.895 Ton Beras Cadangan Pemerintah

Eko Budhiarto | Jum'at, 18/07/2025 08:06 WIB
Bantuan Pangan Bergulir di Kalbar, 294 Ribu Keluarga Terima 5.895 Ton Beras Cadangan Pemerintah Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani dalam monitoring lapangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada Kamis (17/7/2025).(foto:NFA)

PONTIANAK – Program bantuan pangan beras kembali bergulir secara nasional di Juli 2025. Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan komitmennya mengawal ketat proses distribusi hingga ke titik akhir penerima. Salah satu bentuk pengawasan dilakukan melalui kegiatan monitoring lapangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada Kamis (17/7/2025).

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani mengatakan proses penyaluran bantuan pangan beras di beberapa kelurahan seperti Tengah, Mariana, dan Palima berjalan dengan baik. Kegiatan ini juga sekaligus menandai berlangsungnya Launching Penyaluran Bantuan Pangan di Provinsi Kalimantan Barat yang dipusatkan di Pendopo Gubernur.

"Penyaluran bantuan pangan ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam bentuk program prioritas yang menjadi bantalan ekonomi masyarakat, khususnya berpendapatan rendah. Hari ini kami menyaksikan langsung bahwa proses distribusi di Kalbar berjalan dengan baik dan menyentuh masyarakat yang benar-benar membutuhkan," ujar Rachmi.

Sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), total 294.760 keluarga Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Provinsi Kalimantan Barat akan menerima bantuan dua karung beras @10 kilogram untuk alokasi bulan Juni dan Juli. Artinya, total kuantum beras yang disalurkan mencapai 5.895.200 kilogram atau 5.895 ton. Sementara di Kota Pontianak, terdapat 20.126 KPM dengan total bantuan beras sebanyak 402.520 kilogram.

“Jadi seluruh bantuan ini berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sudah melalui proses quality control. Alhamdulillah, hasil pengecekan tim kami di lapangan juga menunjukkan mutu beras dalam kondisi baik dan layak konsumsi dan kuantumnya 10 kg/karung sesuai dgn ketentuan,” imbuh Rachmi.

“Seperti yang selalu diingatkan oleh Pak Kepala NFA, karena bantuan ini untuk saudara-saudara kita yang paling membutuhkan, maka kualitas beras yang disalurkan harus benar-benar terjaga dalam kondisi baik. Dan satu hal penting, bagi masyarakat yang merasa berhak namun belum pernah menerima bantuan, kini sudah bisa melakukan pelaporan secara mandiri melalui aplikasi Cek Bansos milik Kementerian Sosial. Silakan lengkapi data diri dan ajukan melalui aplikasi tersebut, karena nantinya akan ada proses verifikasi lanjutan dari pihak Kemensos,” jelas Rachmi.

Sebagaimana diketahui, melalui Surat Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 170/TS.03.03/K/7/2025, program bantuan pangan beras kembali dilaksanakan untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025. Target penyaluran nasional mencakup 18.277.083 PBP, masing-masing mendapatkan dua karung beras 10 kilogram, dan didistribusikan melalui skema one shoot atau satu kali salur.

Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden RI pada Ratas 2 Juni 2025 bahwa bantuan pangan beras meruapakan bagian dari Stimulus Ekonomi Triwulan II untuk masyarakat. Penyaluran dilakukan berbasis DTSEN sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025.

Dari sisi pelaksanaan teknis, Perum BULOG Kantor Wilayah Kalimantan Barat menjadi operator utama. Pemimpin Wilayah BULOG Kalbar, Dedi Aprilyadi, menyampaikan bahwa distribusi dilakukan secara digital, akuntabel, dan dapat dipantau secara real-time.

"Hari ini saja kami telah menyalurkan lebih dari 100 ton beras di wilayah Pontianak, Singkawang, dan Ketapang. Penyaluran akan terus dikejar hingga kuota Kalbar sebanyak 5.895 ton tersalurkan seluruhnya sebelum tenggat waktu 31 Juli 2025," jelas Dedi.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa program Banpang menjadi salah satu stimulus pemerintah dalam merespons kondisi masyarakat rentan sekaligus menjaga stabilitas harga. Menurutnya, percepatan penyaluran bantuan menjadi sangat penting mengingat program ini menyentuh langsung jutaan keluarga yang terdampak tekanan ekonomi dan potensi inflasi pangan.

“Program ini tidak hanya menjadi bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan, tapi juga bagian dari strategi besar kita menjaga daya beli dan memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional,” ujar Arief.

Ia juga menekankan bahwa bantuan pangan beras telah terbukti efektif meredam laju inflasi dalam dua tahun terakhir. “Pengalaman kita di 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa intervensi bantuan pangan beras mampu menstabilkan harga di saat tekanan inflasi tinggi. Maka di 2025 ini, langkah percepatan penyaluran kembali dilakukan sebagai instrumen pengendali yang strategis,” tandasnya.