JAKARTA - Gunung Rinjani kembali menjadi sorotan, belum lama kasus jatuhnya seorang turis asal Brasil Juliana Marins, kini seorang turis asal Swiss kembali menjadi korban di gunung yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun kabar baiknya, Benekdikt Emmeneger wisatawan asal Swiss itu berhasil evakuasi dengan menggunakan helikopter dan dan langsung dibawa menuju rumah sakit di Bali.
Meski mendaki Gunung Rinjani para pelancong dihadapkan dengan jalur ekstrem dan menantang, pesona rinjani nampaknya masih menarik banyak wisatawan untuk datang ke salah satu Seven Summits di Indonesia.
Selain keindahan panorama alamnya, ada banyak hal menarik yang bisa diulas dari Gunung Rinjani, salah satunya ialah bagaimana asal-usul penamaan dan sejarah di baliknya. Mau tahu? Simak ulasannya berikut:
Menurut cerita rakyat Lombok yang terekam dalam lore suku Sasak, nama "Rinjani" berawal dari Dewi Anjani atau Rara Anjani, yang diyakini sebagai putri seorang raja, entah disebut Datu Taun atau suaminya sang Raja.
Ia dikisahkan memiliki hubungan spiritual yang dalam dengan gunung ini dan dipercaya menjadi penjaga maupun pelindung alam sekitarnya.
Selain versi mitos tersebut, ada pula sisi bahasa yang menarik. Dalam bahasa Sasak atau bahkan akar Jawa Kuno, "rinjani" diyakini bermakna ’tinggi’ atau ’tegak’, suatu deskripsi alamiah atas karakter si gunung yang menjulang kokoh sebagai puncak tertinggi kedua di Indonesia.
Rara Anjani adalah putri dari Raja Datu Taun dan Dewi Mas. Ia dikisahkan lahir di sebuah gili, diasingkan akibat konflik di istana, dan kemudian tumbuh menjadi sosok spiritual yang tinggal di lereng gunung. Nama "Anjani" kemudian berkembang menjadi "Renjani", dan akhirnya dikenal sebagai "Rinjani"
Cerita itu juga membawa makna bahwa Gunung Rinjani dianggap memiliki kekuatan gaib dan menjadi satu dengan esensi keberadaan Dewi Anjani. Bahkan terdapat desa dan tempat pertemuan bernama Anjani di Lombok Timur atau Kota Mataram sebagai bentuk penghormatan.