Jakarta, Katakini.com – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) bersama sejumlah mitra strategis meluncurkan program Blue Innovative Startup Acceleration (BISA), yang bertujuan untuk mengakselerasi inovasi teknologi ramah lingkungan di kawasan pesisir Indonesia.
Acara Pameran Ide dan Model Bisnis yang digelar di gedung Operational Room kantor Kemendes PDT di Jakarta pada Rabu (16/7), menghadirkan berbagai ide segar dari para startup dan organisasi masyarakat berbasis komunitas.
Menteri Desa menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan kearifan lokal untuk menjawab tantangan di wilayah pesisir, yang mencakup 30 persen dari total desa di Indonesia yang masih berstatus tertinggal.
“Program BISA ini bukan hanya menghadirkan teknologi, tapi juga mengusung kolaborasi nyata antar pihak, dari pusat hingga ke desa,” ujar Mendes Yandri.
Ia mencontohkan sejumlah inovasi seperti biostimulan dari limbah kepala ikan, perahu listrik ramah lingkungan, hingga pengolahan air asin menjadi air layak konsumsi.
Mendes Yandri juga menegaskan pentingnya integrasi program ini dengan 12 Aksi Bangun Desa, termasuk kerja sama dengan BUMDes dan Koperasi Desa (Kopdes) agar teknologi tak hanya hadir, tetapi mampu menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan.
Lebih lanjut, pemerintah desa akan dilibatkan secara aktif sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar objek penerima manfaat.
“Keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh pemberdayaan masyarakat desa, pendampingan berkelanjutan, serta sinergi dari hulu hingga hilir, termasuk pendanaan dan pemasaran,” jelasnya.
Dengan pendekatan ini, Kementerian Desa berharap teknologi inovatif dari anak-anak muda Indonesia dapat direplikasi di berbagai wilayah pesisir, mempercepat transformasi desa tertinggal menjadi desa mandiri dan berdaya saing global.