JAKARTA - Dalam kesendirian, godaan sering kali datang lebih kuat. Tidak ada mata yang mengawasi, tidak ada manusia yang menegur, dan bisikan setan pun terasa amat menggoda.
Di saat seperti inilah kekuatan iman benar-benar diuji. Tak sedikit orang yang kuat di hadapan publik, namun lemah saat berada sendirian. Maksiat yang dilakukan dalam sepi seringkali terjadi diam-diam, tapi dampaknya nyata, baik terhadap jiwa maupun hubungannya dengan Allah.
Islam memandang pentingnya kesadaran diri dalam menjaga kemurnian hati dan tindakan, terutama ketika tidak ada yang melihat. Seorang mukmin sejati bukan hanya takut berbuat dosa karena diawasi manusia, melainkan karena sadar bahwa Allah selalu melihatnya.
Oleh karena itu, menjaga diri dari maksiat bukan hanya soal pengendalian, tapi juga soal memohon perlindungan kepada Allah melalui doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW.
Salah satu doa yang sering diamalkan oleh para ulama dan orang-orang saleh ketika mereka merasa iman melemah saat sepi, adalah permohonan agar diberi rasa takut dan malu kepada Allah, meskipun tak ada manusia lain yang menyaksikan.
Berikut ini adalah salah satu doa yang bisa diamalkan untuk mencegah diri dari maksiat ketika sedang sendiri:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
Allāhumma innī as`aluka khasyyataka fī al-ghaibi wa asy-syahādah
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu dalam keadaan tersembunyi maupun nyata." (HR. An-Nasa’i, sahih)
Doa ini secara khusus meminta kepada Allah agar kita tetap memiliki rasa takut dan malu kepada-Nya, baik saat terlihat orang lain maupun ketika sedang sendirian. Ini menjadi benteng spiritual yang sangat penting bagi siapa saja yang sedang menghadapi godaan syahwat, dosa digital, atau maksiat dalam ruang privat.
Selain itu, doa ini juga bisa diperkuat dengan kebiasaan berdzikir dan memperbanyak istighfar. Ketika seseorang senantiasa mengingat Allah, pikirannya tidak mudah disusupi bisikan jahat.