JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai orang yang mudah mengucap janji, memberi nasihat, atau menyeru kepada kebaikan, namun justru lalai untuk mengamalkan hal yang sama dalam dirinya sendiri.
Fenomena ini ternyata sudah diingatkan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Ash-Shaff ayat 2, sebagai bentuk perilaku yang sangat dibenci oleh Allah.
Seorang ulama sekaligus penulis Tafsir Al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan konteks dari ayat Ash-Shaff ayat kedua ini. Ia menceritakan bahwa ada kaum muslimin yang mengatakan bahwa andai mereka mengetahui apa yang paling disukai Allah SWT, maka pasti akan dilakukan.
"Disampaikanlah kepada mereka bahwa yang disukai Allah itu adalah berjihad," kata Quraish Shihab, dikutip dari tayangan Youtube, Jumat (11/7/2025).
"Tetapi waktu perintah untuk berjihad datang mereka berleha-leha, menunda-nunda," ujar dia melanjutkan.
Maka, lanjut Quraish Shihab, turunlah surah Ash-Shaff ayat dua yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ lima taqụlụna mā lā taf‘alụn
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" (QS. Ash-Shaff: 2)
Namun, Quraish Shihab menggarisbawahi, surat ini jangan sampai disalahpahami sebagai bentuk larangan untuk berdakwah karena menyebutkan larangan mengucapkan sesuatu yang belum dilakukan.
Mengutip pernyataan Imam Ja`far Ash-Shodiq, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kesalahan pemahaman itu bisa `menolong setan`.
"Karena itu memperkecil jumlah orang-orang yang akan berdakwah," kata Quraish Shihab.
Adapun maksud dari ayat tersebut, lanjut Quraish Shihab ialah mempertanyakan ucapan yang disampaikan menyangkut hal-hal yang tidak akan dilakukan, bukan yang belum dilakukan.
"Memahami Al-Quran itu harus memahami bahasa. Kalau dia (Al-Quran) berkata Lam itu belum, kalau dia berkata Lan itu tidak akan, kalau dia berkata La berarti tidak, bisa dulu bisa sekarang bisa akan datang," jelas dia.