• Sport

Gantung Sepatu, Jonny Evans dan Sederet Legenda Langsung Emban Peran Baru di MU

Vaza Diva | Minggu, 06/07/2025 01:01 WIB
Gantung Sepatu, Jonny Evans dan Sederet Legenda Langsung Emban Peran Baru di MU Bek tengah Manchester United, Jonny Evans (Foto: The Guardian)

Jakarta, Katakini.com - Setelah secara resmi mengakhiri karier profesionalnya di penghujung musim lalu, Jonny Evans kini menapaki babak baru dalam hidupnya.

Bek berusia 37 tahun tersebut tak butuh waktu lama untuk kembali bergabung dengan Manchester United, kali ini bukan sebagai pemain, melainkan sebagai Head of Loans and Pathways.

Dalam peran barunya ini, Evans akan menjadi sosok kunci di balik proses transisi pemain-pemain muda Setan Merah. Tugas utamanya adalah memantau dan mengarahkan perkembangan para pemain yang sedang dipinjamkan ke klub lain, serta memastikan bahwa pengalaman tersebut sejalan dengan rencana pengembangan jangka panjang akademi dan tim utama.

Evans juga akan menjembatani komunikasi antara pelatih tim utama, akademi, dan pihak klub peminjam, demi menciptakan jalur perkembangan yang ideal bagi para talenta muda MU.

Keputusan ini sebenarnya bukan hal mendadak. Semasa kembali membela MU musim lalu, Evans sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia kepelatihan. Saat ini, ia tengah menyelesaikan lisensi UEFA A dan dinilai memiliki kemampuan dalam membimbing pemain muda secara teknis dan mental.

Ia diharapkan dapat menjadi sosok inspiratif di Carrington, khususnya bagi para pemain akademi yang ingin menembus tim utama.

Langkah Evans mengikuti jejak para legenda Manchester United lain yang juga memilih berkarier di balik layar. Nicky Butt, misalnya, pernah menjabat sebagai kepala pengembangan pemain di akademi dan memainkan peran penting dalam menjaga warisan filosofi pembinaan ala "Class of ’92".

Ole Gunnar Solskjær pun sempat melatih tim junior sebelum akhirnya menjadi manajer utama, dan meski kini tak lagi menjabat, ia tetap dekat dengan lingkungan Carrington.

Paul Scholes dan Gary Neville juga pernah merasakan dunia pelatihan, meski saat ini lebih dikenal sebagai analis. Keduanya tetap menjadi suara yang diperhitungkan dalam wacana internal klub.

Fenomena ini mencerminkan tekad Manchester United untuk mempertahankan nilai-nilai klub lewat kontribusi mantan pemain. Para legenda tidak hanya dihargai melalui kenangan, tetapi juga diberdayakan untuk membentuk masa depan klub.

Jonny Evans menjadi contoh nyata bagaimana loyalitas dan pengalaman di lapangan dapat dialihkan menjadi kekuatan strategis dalam membina generasi selanjutnya.