Selat Hormuz Terancam Ditutup, Stok Minyak Indonesia Aman?

M. Habib Saifullah | Kamis, 03/07/2025 16:40 WIB
Selat Hormuz Terancam Ditutup, Stok Minyak Indonesia Aman? Pemandangan udara pantai-pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023 (Foto: REUTERS)

JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjamin ketersediaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri tetap aman, meskipun Selat Hormuz terancam ditutup Iran.

"Kami konteksnya memastikan supaya ketersediaan crude impor (impor minyak mentah) dan BBM terjamin. Pertamina sekarang sudah punya jalur-jalur yang lain kalau Selat Hormuz ditutup," kata Dadan di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Dadan melanjutkan, Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan keamanan minyak di dalam negeri. Dia mengungkapkan bahwa simulasi-simulasi jalur pengiriman alternatif pun sudah ada.

"Kalau ini (Selat Hormuz) ditutup, jadi bagaimana, itu sudah ada simulasinya," kata dia.

Dilansir dari ANTARA, PT Pertamina (Persero) menyiapkan rute alternatif distribusi minyak mentah, seperti Oman dan India, sebagai respons dari Parlemen Republik Islam Iran yang menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz akibat konflik Iran-Israel.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa penutupan Selat Hormuz tentu berdampak pada distribusi minyak mentah, sebab selat tersebut dilalui oleh 20 persen pelayaran minyak mentah.

Meskipun demikian, Fadjar menyampaikan bahwa stok minyak mentah di dalam negeri masih aman.

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.

Sementara itu, dua pejabat Amerika Serikat mengklaim bahwa militer Iran memuat ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia bulan lalu. Mereka menuding Iran ingin memblokir Selat Hormuz.

Salah satu sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Iran mulai mengangkut ranjau ke kapal-kapalnya beberapa saat setelah Israel meluncurkan Operasi Rising Lion ke Iran pada 13 Juni lalu.

Meski begitu, tidak jelas apakah ranjau tersebut sudah dibongkar atau diturunkan dari kapal, Reuters juga belum bisa memverifikasi kapan pastinya proses muat itu dilakukan.

Kedua sumber Reuters sementara itu mengatakan bahwa proses pemuatan ranjau ini bisa jadi hanya tipu muslihat Iran untuk meyakinkan AS bahwa Teheran benar-benar ingin menutup Selat Hormuz, padahal sebenarnya tidak.

Namun, aktivitas ini juga bisa mengindikasikan bahwa militer Iran sudah bersiap dan tinggal menunggu aba-aba untuk memblokade selat itu.