JAKARTA - Overthinking atau berpikir berlebihan merupakan kondisi ketika seseorang terlalu lama merenungkan masalah, keputusan, atau kemungkinan buruk yang belum tentu terjadi.
Meski terdengar sepele, overthinking bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Banyak orang mengalaminya tanpa sadar, dan bila dibiarkan terus-menerus, bisa memicu stres kronis, kecemasan, hingga gangguan tidur.
Dalam kehidupan sehari-hari, overthinking sering muncul ketika seseorang menghadapi tekanan, merasa gagal, atau dihantui rasa takut akan masa depan.
Pikiran yang berputar-putar ini seolah membuat seseorang sibuk di kepala sendiri, sulit menikmati momen saat ini, dan rentan merasa lelah secara emosional. Padahal, banyak hal yang kita pikirkan berlebihan sebenarnya tidak pernah terjadi.
Karenanya, berikut ini enam cara yang bisa membantu menghindari kebiasaan overthinking:
1. Sadari dan Akui Pola Pikir Berlebih
Langkah pertama untuk mengatasi overthinking adalah menyadari bahwa kita sedang melakukannya. Jangan mengabaikan sinyal seperti kecemasan yang terus muncul atau pikiran yang tak kunjung selesai. Mengakui perasaan itu adalah kunci agar kita bisa mengambil alih kendali dan berhenti membiarkan pikiran berjalan liar tanpa arah.
2. Latih Diri dengan Mindfulness
Mindfulness adalah teknik kesadaran penuh terhadap momen sekarang. Dengan melatih diri untuk fokus pada saat ini—misalnya melalui meditasi singkat, pernapasan dalam, atau sekadar menyadari gerakan tubuh saat berjalan—kita bisa mengurangi dominasi pikiran tentang masa lalu atau masa depan yang belum tentu terjadi.
3. Tulis Pikiran di Jurnal
Menulis adalah cara efektif untuk `mengeluarkan` isi kepala ke dalam bentuk visual. Dengan menuangkan pikiran ke kertas, kita bisa melihat lebih jernih mana yang realistis dan mana yang berlebihan. Ini juga membantu otak berhenti mengulang-ulang kekhawatiran yang sama.
4. Tetapkan Batas Waktu untuk Berpikir
Memberi batas waktu misalnya 10–15 menit untuk merenungkan suatu hal bisa mencegah kita tenggelam terlalu lama. Setelah waktu habis, alihkan perhatian ke aktivitas lain. Ini melatih otak agar tidak terjebak dalam loop overthinking yang menguras energi.
5. Hindari Terlalu Banyak Konsumsi Media Sosial
Scrolling media sosial secara berlebihan bisa memicu perbandingan sosial dan menambah pikiran negatif. Mengurangi paparan konten yang memicu kecemasan atau ketakutan bisa membantu menjaga kesehatan mental dan fokus pada kehidupan nyata yang lebih bisa dikendalikan.
6. Ajak Diri Sendiri Berdialog Positif
Daripada membiarkan otak diselimuti “bagaimana jika” yang negatif, ubah menjadi dialog yang lebih membangun seperti, “Apa hal baik yang mungkin terjadi?” atau “Apa yang bisa aku pelajari dari ini?” Cara berpikir ini tidak hanya meringankan beban pikiran, tapi juga meningkatkan rasa percaya diri.