• Gaya Hidup

Mengenal Istilah Tektok, Gaya Pendakian Kekinian

Vaza Diva | Minggu, 29/06/2025 13:01 WIB
Mengenal Istilah Tektok, Gaya Pendakian Kekinian Ilustrasi - ini maksud dari istilah tektok saat menaiki gunung (Foto: PVMBG)

Jakarta, Katakini.com - Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendakian di Indonesia tengah diwarnai oleh sebuah tren baru bernama “tektok”—istilah yang merujuk pada aktivitas naik dan turun gunung dalam satu hari tanpa bermalam.

Awalnya mencuat lewat video-video pendek di TikTok, gaya pendakian ini kini menjadi topik hangat yang memicu pro dan kontra di kalangan pecinta alam.

Tren ini digemari karena mengutamakan efisiensi waktu. Bagi mereka yang memiliki keterbatasan jadwal—seperti mahasiswa, pekerja kantoran, atau pendaki akhir pekan—tektok dianggap sebagai solusi cepat untuk tetap bisa menikmati alam tanpa harus menginap.

Kelebihan lainnya adalah soal peralatan dan beban bawaan. Pendaki tektok tak perlu menyiapkan tenda, peralatan masak, atau logistik dalam jumlah besar.

Cukup dengan ransel kecil atau daypack berisi air minum, makanan ringan, jaket, dan lapisan pakaian hangat, mereka sudah siap menaklukkan jalur pendakian.

Media sosial memiliki peran penting dalam menyebarluaskan tren ini. Cuplikan video sunrise dari puncak gunung, jalan terjal yang ekstrem, hingga senyuman puas di titik tertinggi menjadi konten viral yang mendorong banyak orang untuk mencoba gaya pendakian serupa. Rasa ingin "ikut tren" pun menjadi motivasi tersendiri.

Namun, praktisnya tektok tidak selalu sejalan dengan keselamatan. Terdapat sejumlah laporan tentang pendaki yang mengalami kelelahan berat, kedinginan karena minim perlengkapan, hingga tersesat akibat terburu-buru.

Minimnya persiapan fisik dan kurangnya pemahaman medan menjadi risiko utama dari pendakian cepat ini.

Meski begitu, tektok juga membawa dampak positif. Selain meningkatkan minat masyarakat terhadap aktivitas alam terbuka, gaya ini dianggap mampu mendongkrak ekonomi lokal di sekitar jalur pendakian—seperti jasa ojek basecamp, warung logistik, hingga pemandu gunung.

Banyak pendaki senior yang menilai bahwa tektok bukanlah tren yang salah, selama dilakukan dengan kesiapan fisik dan pengetahuan yang memadai. Mengabaikan aspek keamanan hanya demi konten adalah hal yang harus dihindari.

Pada akhirnya, tektok menjadi simbol pendakian generasi modern—cepat, efisien, dan Instagrammable. Namun, di balik itu semua, tanggung jawab menjaga keselamatan diri dan kelestarian alam tetap harus menjadi prioritas utama.

Keywords :


Naik Gunung Tektok
.
Fenomena Viral
.