• Bisnis

Antisipasi Potensi Kerawanan Pangan, NFA Terus Perkuat Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan

Eko Budhiarto | Kamis, 26/06/2025 19:45 WIB
Antisipasi Potensi Kerawanan Pangan, NFA Terus Perkuat Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nita Yulianis

BOGOR - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan merespons potensi kerawanan pangan di berbagai daerah, Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) terus mendorong pengembangan Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi (SKPG).

“Peta SKPG berbasis web dapat diakses melalui skpg.badanpangan.go.id dan telah digunakan untuk melakukan monitoring situasi kewaspadaan pangan wilayah, serta digunakan daerah sebagai dasar untuk melaksanakan intervensi” papar Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nita Yulianis saat membuka diskusi kajian komprehensif untuk memperkuat Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi di Bogor, Rabu (25/6/2025).

“Pengembangan SKPG secara dinamis terus diupayakan untuk memperkirakan situasi kewaspadaan pangan secara tepat waktu maupun sasaran, terutama di wilayah yang rentan rawan pangan. Sehingga dapat dilakukan intervensi sesuai permasalahan dan penyebab terjadinya rawan pangan” ungkap Nita lebih lanjut.

Hal tersebut sesuai arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang pada berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa sistem peringatan dini ini merupakan upaya strategis untuk mendeteksi secara cepat dan akurat berbagai indikator yang mengarah pada potensi kerawanan pangan, seperti gangguan produksi, distribusi, hingga dampak perubahan iklim.

“Dengan sistem ini, kita bisa lebih sigap dalam mengambil langkah-langkah pencegahan dan respons kebijakan yang cepat dan tepat sasaran, baik di tingkat pusat maupun daerah,” ujar Arief.

Sesuai Komitmen Indonesia dalam Nation For Growth (N4G) Summit 2025 di Paris pada Maret lalu, salah satu komitmen tsb adalah penguatan SKPG. Sehingga perlu memastikan bahwa wawasan peringatan dini secara efektif memandu distribusi pangan, alokasi sumber daya, dan respon kebijakan di provinsi yang rentan terhadap iklim dan rawan pangan, ujar Nita.

Guru Besar IPB University, Drajat Martianto menyampaikan analisis SKPG yang telah berbasis web, dapat digunakan untuk monitoring situasi kewaspadaan pangan. “SKPG kedepannya diharapkan mampu bertransformasi menjadi platform yang lebih dinamis karenanya perlu ditentukan indikator yang bersifat prediktif” ucapnya.

“Indikator prediktif yang sangat berpengaruh terhadap akses pangan adalah harga pangan. Hasil analisis terhadap pemilihan komoditas sensitif yg berpengaruh terhadap masyarakat yaitu: beras, minyak goreng dan telur yang mewakili kebutuhan energi dan protein” sambungnya.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Ibn Khaldun, Achmad Suryana yang juga hadir pada diskusi tersebut menegaskan pentingnya SKPG menyajikan informasi agar dapat digunakan sebagai peringatan dini serta membangun kesiapsiagaan sehingga mampu merespons masalah kerawanan pangan yang dapat diprediksi dengan cepat, terfokus, dan tepat waktu.

Turut hadir pada diskusi tersebut dosen statistika IPB University, Farit Mochamad Afendi, Direktur Teknis GAIN, Aang Sutrisna serta perwakilan dari Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat Badan Pusat Statistik (BPS).