JAKARTA – Dengan terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan pemerintah melalui Perum Bulog akan menggenjot serapan jagung produksi dalam negeri. Upaya ini penting demi menjaga harga jagung di tingkat petani.
"Target kita memang akhir Juni ini mulai serap. Bapak Menko Pangan sudah menyampaikan target serapannya 1 juta ton untuk jagung dengan harga Rp 5.500 per kilogram. Jadi memang sudah dalam progres," jelas Arief saat ditemui di sela-sela Kick Off Pelatihan Capacity Building Sumber Daya Manusia dan Penguatan Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
"Untuk kadar air, kalau Bulog memang bisa sampai 14 persen, itu sangat bagus dari yang diserap dengan kadar air 18 sampai 20 persen itu. Tapi kalau misalnya belum bisa, tentunya perlu ada dryer, pengering," lanjutnya.
Adapun realisasi pengadaan jagung oleh Bulog yang bersumber dari produksi dalam negeri per 24 Juni telah berada di angka 52,8 ribu ton. Dengan begitu, total stok CJP yang dikelola Bulog totalnya ada hingga 87 ribu ton.
Sementara, kondisi rerata harga jagung pipilan kering di tingkat produsen menurut data Panel Harga Pangan NFA, per 25 Juni berada di level Rp 4.878 per kilogram (kg). Ini mulai menaik 1,1 persen dibandingkan rerata harga pada sebulan sebelumnya yang berada di Rp 4.825 per kg.
"Pokoknya challenge kita sekarang itu di ketersediaan gudang, sehingga Bulog memerlukan gudang-gudang lain. Tapi tadi Pak Menko Pangan sampaikan one day nanti terbentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, jadinya bisa membantu juga," kata Arief.
"Ini karena 80 ribu unit koperasi se-Indonesia, itu kan tidak sedikit. Ini bukan hanya untuk jagung saja, tapi juga untuk produk-produk pertanian, perikanan, dan lainnya juga bisa dibantu Koperasi Merah Putih," tambahnya.
Untuk anggaran yang dibutuhkan dalam penyerapan CJP, Arief menuturkan pihaknya telah mengajukan ke Kementerian Keuangan dan saat ini dalam proses penelaahan. Jumlah anggarannya sebagaimana hasil Rakortas Pangan (12/6/2025) yang lalu, untuk penyerapan jagung dalam negeri membutuhkan sekitar Rp 6 triliun.
Arief juga katakan pengajuan anggaran untuk program bantuan pangan beras Juni-Juli serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras pun paralel telah dilaksanakan. Ia berharap program-program prorakyat tersebut dapat segera dijalankan.