Bek muda Arsenal, William Saliba yang sudah menjadi pemain utama sejak muda (Foto: Stinger/ kdhnews.com)
Jakarta, Katakini.com - Dalam beberapa tahun terakhir, tren pemain muda sering kali identik dengan posisi menyerang penuh dengan daya ledak, imajinasi, dan kecepatan.
Namun, tak sedikit juga yang justru mencuri perhatian dari sektor pertahanan. Sejumlah pemain belakang usia muda tampil menonjol, bahkan mampu mengemban peran penting sejak dini.
Para bek muda ini bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi utama lini belakang baik di level klub maupun tim nasional. Mereka menunjukkan kematangan luar biasa, menyaingi atau bahkan melampaui rekan-rekan senior yang telah kenyang pengalaman.
Berperan sebagai bek di usia muda jelas bukan tugas ringan. Dibutuhkan keberanian, kemampuan membaca permainan, disiplin tinggi, serta fisik yang prima untuk mampu bertahan di tengah tekanan dan ekspektasi besar.
Lewat kombinasi antara talenta murni dan dedikasi dalam latihan, para bek muda tersebut berhasil tampil konsisten. Bahkan beberapa di antaranya telah mengoleksi gelar juara bergengsi, menjadi bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk menjadi penjaga pertahanan yang dapat diandalkan.
Mereka pun kini menjadi inspirasi, menunjukkan bahwa posisi bertahan bukan hanya tentang menghentikan lawan, tapi juga tentang kepemimpinan dan kecerdasan di lapangan sejak usia muda.
De Ligt menjadi kapten Ajax Amsterdam saat baru berusia 19 tahun dan memimpin timnya ke semifinal Liga Champions. Penampilannya yang dewasa, kuat di udara, serta piawai mengatur lini belakang membuatnya langsung dilirik klub-klub besar Eropa.
Setelah pindah ke Juventus dan kemudian Bayern München, dia tetap menunjukkan performa solid di usia yang masih tergolong muda, sebelum akhirnya kini berkostum Manchester United.
Direkrut Real Madrid pada usia 18 tahun, Varane langsung mendapat kepercayaan tampil di laga-laga besar. Ia menjadi bagian dari tim yang meraih empat gelar Liga Champions dalam satu dekade.
Dikenal tenang dalam membaca pergerakan lawan dan kuat dalam duel satu lawan satu, Varane adalah contoh bek muda yang cepat menjadi andalan.
Legenda AC Milan ini memulai debutnya saat berusia 16 tahun dan langsung menunjukkan kelasnya. Maldini dikenal karena ketepatan tekel, kecerdasan menutup ruang, serta loyalitas luar biasa terhadap klubnya.
Di usia muda, dia sudah menjadi pemimpin di lini belakang dan bertahan di level tertinggi selama lebih dari dua dekade.
Nama Fofana mencuat sejak bermain di Ligue 1 dan makin dikenal setelah bergabung dengan Leicester City. Pada usia 20 tahun, dia sudah tampil reguler di Premier League melawan penyerang-penyerang papan atas.
Fofana menonjol karena kecepatan, kekuatan fisik, dan kemampuan membaca arah bola secara instingtif.
Bek muda Inggris ini menarik perhatian saat tampil solid bersama Everton. Meski baru memasuki usia awal 20-an, Branthwaite telah menunjukkan ketenangan dan kedisiplinan dalam mengawal lini belakang.
Branthwaite menjadi simbol regenerasi pertahanan The Toffees dan digadang-gadang sebagai masa depan tim nasional.
Saat bermain di Sevilla, Koundé sudah mencuri perhatian dengan gaya bermain elegan dan berani membawa bola dari lini belakang. Kombinasinya sebagai bek tengah yang juga bisa bermain sebagai bek kanan membuatnya sangat fleksibel.
Saat pindah ke Barcelona, dia langsung mendapat tempat sebagai pemain inti meskipun usianya masih muda.
Saliba membuktikan kualitasnya saat dipinjamkan ke Marseille sebelum akhirnya bersinar bersama Arsenal. Dia dikenal sangat kuat dalam duel, cepat mengejar bola, dan memiliki distribusi umpan yang akurat.
Di usianya yang belum mencapai pertengahan dua puluhan, Saliba sudah menjadi bek inti di salah satu klub terbesar Liga Inggris.
