• News

35 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel terhadap Para Pencari Bantuan di Gaza

Tri Umardini | Sabtu, 21/06/2025 01:01 WIB
35 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel terhadap Para Pencari Bantuan di Gaza Serangan Israel terhadap warga Palestina yang berusaha menerima bantuan pangan telah menewaskan ratusan orang dan melukai banyak lainnya sejak GHF mulai mendistribusikan bantuan pada 27 Mei. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Setidaknya 35 warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka oleh tembakan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di dekat Koridor Netzarim, di Jalur Gaza tengah, sumber di Rumah Sakit al-Awda mengatakan kepada Al Jazeera.

Jet Israel juga mengebom sebuah rumah di sebelah barat Deir el-Balah di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai banyak lagi.

Rumah sakit di Gaza mengatakan sedikitnya 50 warga Palestina dibunuh oleh tentara Israel pada hari Jumat (19/6/2025).

Serangan Israel terhadap warga Palestina yang kelaparan di dekat pusat bantuan telah menewaskan ratusan orang sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) mulai mendistribusikan bantuan pada tanggal 27 Mei.

Kelompok misterius yang didukung Israel dan Amerika Serikat yang bertugas mendistribusikan pasokan bantuan telah dikritik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa karena “kegagalannya” dalam memastikan pengiriman pasokan yang aman di Gaza, di mana badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa seluruh penduduk menghadapi ancaman kelaparan setelah Israel memberlakukan blokade total dari awal Maret hingga akhir Mei.

Ismail al-Thawabta, direktur jenderal Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan pada hari Kamis bahwa jumlah total pencari bantuan yang tewas mencapai 409, dan 3.203 lainnya terluka.

UNICEF memperingatkan Jalur Gaza juga menghadapi kekeringan buatan manusia karena sistem airnya runtuh.

"Anak-anak akan mulai mati kehausan," kata juru bicara James Elder kepada wartawan di Jenewa pada hari Jumat. "Hanya 40 persen fasilitas produksi air minum yang masih berfungsi."

Badan PBB tersebut memperingatkan bahwa sistem distribusi GHF “memperburuk situasi yang sudah ada”.

Elder, yang baru-baru ini berada di Gaza, mengatakan ia mempunyai banyak kesaksian dari para wanita dan anak-anak yang terluka saat mencoba menerima bantuan makanan, termasuk seorang anak laki-laki yang terluka oleh peluru tank dan kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Ia mengatakan kurangnya kejelasan publik mengenai kapan lokasi-lokasi tersebut, yang beberapa di antaranya berada di zona pertempuran, dibuka telah menyebabkan terjadinya peristiwa jatuhnya banyak korban.

“Ada beberapa kejadian di mana informasi (dibagikan) bahwa sebuah situs terbuka, tetapi kemudian dikomunikasikan di media sosial bahwa situs tersebut ditutup, tetapi informasi tersebut dibagikan ketika internet di Gaza sedang mati dan orang-orang tidak dapat mengaksesnya,” katanya.

Pada hari Rabu, GHF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah mendistribusikan tiga juta makanan di tiga lokasi bantuannya tanpa insiden. (*)