Jakarta, Katakini.com - Di tengah gegap gempita jendela transfer, tak sedikit rumor yang beredar justru lebih menyerupai cerita dongeng ketimbang rencana realistis.
Banyak kabar kepindahan pemain yang terdengar masuk akal dan membuat suporter senang bukan kepalang, hanya untuk kemudian terbukti hanyalah isu belaka.
Mulai dari spekulasi berlebihan media, taktik marketing klub, hingga manuver agen pemain, kabar palsu soal transfer telah menjadi warna khas dari dinamika sepak bola era kini.
Pada 2011, publik Inggris digemparkan oleh kabar bahwa Ronaldinho akan bergabung dengan Blackburn Rovers. Klub milik perusahaan asal India itu disebut menyiapkan dana besar demi memikat bintang Brasil tersebut dari AC Milan.
Media bahkan menyebutkan kesepakatan gaji dan bonus menggiurkan. Namun belakangan, diketahui tidak pernah ada negosiasi resmi. Ronaldinho pun lebih memilih kembali ke Brasil dan bermain untuk Flamengo.
Nama Lionel Messi pernah dikaitkan dua kali dengan Inter Milan. Yang pertama di awal kariernya pada 2006, dan kedua saat dia berseteru dengan manajemen Barcelona pada 2020.
Presiden Inter saat itu, Massimo Moratti, mengklaim bahwa klubnya sangat dekat mendatangkan Messi. Namun sejauh penelusuran, tak pernah ada proposal resmi maupun pertemuan nyata yang bisa menguatkan kabar tersebut. Messi pun bertahan di Barcelona hingga 2021 dan memilih PSG sebagai tujuan berikutnya.
Sebelum akhirnya bermain di Jepang bersama Vissel Kobe, Andres Iniesta sempat dirumorkan akan pindah ke klub Liga Super Tiongkok, Tianjin Quanjian.
Sejumlah media Spanyol dan Tiongkok bahkan melaporkan angka kontrak yang mencengangkan. Namun klub asal Tiongkok itu langsung membantah kabar tersebut secara resmi. Iniesta juga menegaskan bahwa tak pernah ada negosiasi yang terjadi.
Gelandang apik ini akhirnya memilih Jepang sebagai pelabuhan baru setelah mengakhiri karier panjang di Barcelona.
Inilah salah satu kisah paling ikonik dalam sejarah transfer fiktif. Pada 1995, Blackburn Rovers dikabarkan menolak mendatangkan Zinedine Zidane karena merasa sudah cukup memiliki Tim Sherwood.
Kabar ini terus beredar dari masa ke masa dan sering dijadikan contoh keputusan buruk dalam bursa transfer. Namun hingga kini, tak ada satu pun sumber primer yang membuktikan bahwa negosiasi sempat dimulai.