• Oase

Tren Fashion Kekinian, Begini Pandangan Ulama

Vaza Diva | Rabu, 28/05/2025 17:01 WIB
Tren Fashion Kekinian, Begini Pandangan Ulama Ilustasi - Seorang wanita dengan pakaian fashionable (Foto: REUTERS)

Jakarta, Katakini.com - Tren pakaian fashionable makin banyak digemari oleh masyarakat, apalagi generasi muda. Model busana dengan sentuhan kekinian menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk tampil modis. Akan tetapi, dengan banyaknya model ini, kita penting untuk mengetahui nilai-nilai yang sejalan dengan norma agama.

"Silakan berpakaian yang bagus dan modis, tapi pastikan tetap menutup aurat. Jangan memakai pakaian yang bisa memicu fitnah atau mengundang syahwat," tutur UAH dalam sebuah ceramah yang disiarkan melalui kanal YouTube @hwmofc, pada Rabu (07/05).

UAH menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengekspresikan gaya berpakaian. Menurutnya, setiap orang memiliki hak untuk memilih busana, tetapi kebebasan tersebut harus berjalan seiring dengan kepatuhan terhadap norma sosial dan syariat.

Beliau mengingatkan, saat ini tidak sedikit orang yang merasa bebas menggunakan pakaian terbuka tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Padahal, sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu, manusia bisa dengan mudah tergoda oleh penampilan yang tidak sesuai aturan.

Dalam pandangannya, bukan hanya yang melihat yang harus menjaga pandangan, tapi juga yang berpakaian sebaiknya menjaga cara berpakaiannya agar tidak menimbulkan gangguan. "Kalau pakaian Anda rapi dan tertutup, orang lain lebih mudah menjaga pandangan. Tapi jika terbuka, wajar jika timbul rasa tak nyaman," ujarnya.

UAH juga membantah pemahaman keliru tentang kebebasan berpakaian yang cenderung absolut. Ia menegaskan bahwa kebebasan tetap memiliki koridor nilai dan aturan yang disepakati masyarakat. "Tidak semua bentuk kebebasan dapat dilepaskan dari norma. Semua ada aturannya," tambahnya.

Di tengah longgarnya standar berpakaian saat ini, pesan UAH menjadi pengingat penting. Ia mengajak masyarakat untuk berpakaian secara bijak dan tidak asal mengikuti arus mode yang bertentangan dengan nilai agama.

Menurutnya, berpakaian dengan sopan bukan hanya cerminan iman, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap kenyamanan sosial. Dengan mengenakan busana yang sesuai, seseorang tidak hanya menjaga dirinya, tetapi juga menjaga keharmonisan lingkungan.

Ia juga mengakui bahwa menjaga pandangan adalah tanggung jawab individu, namun akan lebih mudah jika semua pihak turut menjaga sikap dan penampilannya.

UAH mengajak masyarakat untuk tetap tampil menarik dengan busana yang sesuai adab. Fashionable tetap bisa dicapai tanpa harus mengorbankan etika dan tuntunan agama. Dengan memilih mode yang sopan dan tertutup, seseorang tetap bisa tampil elegan tanpa menimbulkan kontroversi.

Tren fashion boleh terus berkembang, namun UAH berharap masyarakat tetap mengedepankan selektivitas. Jangan sampai tren menjadi alasan untuk meninggalkan nilai-nilai yang telah diajarkan dalam agama.

Pesannya jelas, tampil modis boleh, tetapi jangan sampai mengabaikan norma sosial dan nilai moral. Dengan begitu, gaya berpakaian bisa membawa manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi orang lain di sekitarnya.