Jakarta, Katakini.com - Dalam dunia desain grafis dan tipografi, font bukan sekadar bentuk huruf. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara tradisi dan inovasi.
Di balik setiap karakter huruf, tersembunyi sejarah panjang yang membentuk wajah komunikasi visual hingga seperti sekarang. Tak sedikit font yang diciptakan ratusan tahun lalu, namun tetap bertahan dan digunakan secara luas di berbagai media cetak maupun digital.
Diciptakan oleh Claude Garamond, seorang desainer huruf asal Prancis, font ini pertama kali digunakan pada cetakan Alkitab dan buku-buku klasik Eropa.
Garamond dikenal dengan bentuknya yang elegan, lembut, dan sangat nyaman dibaca. Hingga hari ini, versi modern dari Garamond masih digunakan dalam penerbitan buku, esai akademik, hingga korporat branding.
Font ini dirancang oleh William Caslon dari Inggris dan pernah menjadi jenis huruf resmi di Amerika Serikat saat Deklarasi Kemerdekaan ditandatangani.
Caslon punya nuansa klasik dan formal, dengan proporsi huruf yang stabil. Ia tetap digunakan hingga kini dalam dokumen hukum, judul editorial, hingga desain kemasan mewah.
John Baskerville, seorang tipografer Inggris, menciptakan font ini sebagai pembaruan dari Caslon. Baskerville memiliki kontras yang lebih tajam dan tampilan yang lebih halus.
Font ini terkenal dengan daya bacanya yang tinggi, cocok untuk buku dan surat kabar. Tak heran jika hingga kini Baskerville masih jadi pilihan di dunia akademik dan jurnalistik.
Diciptakan oleh Giambattista Bodoni dari Italia, font ini merupakan perwakilan dari gaya ‘modern serif’ pertama. Bodoni menampilkan kontras ekstrem antara garis tebal dan tipis, serta bentuk huruf yang geometris.
Font ini identik dengan kemewahan dan sering dipakai di majalah fashion seperti Vogue, serta dalam desain identitas merek kelas atas.
Font asal Prancis yang diciptakan oleh keluarga Didot ini memiliki garis bersih dan elegan yang menjadikannya populer dalam dunia percetakan kelas atas.
Didot sering digunakan dalam publikasi bergaya tinggi, seperti majalah dan buku seni. Karakteristiknya yang anggun membuatnya tetap bertahan di era desain digital modern