Pesawat Bawa 200 Penumpang Terbang 10 Menit Tanpa Pilot Setelah Kopilot Pingsan di Kokpit

Tri Umardini | Senin, 19/05/2025 20:15 WIB
Pesawat Bawa 200 Penumpang Terbang 10 Menit Tanpa Pilot Setelah Kopilot Pingsan di Kokpit Pesawat Bawa 200 Penumpang Terbang 10 Menit Tanpa Pilot Setelah Kopilot Pingsan di Kokpit. (FOTO: GETTY IMAGES)

JAKARTA - Sebuah pesawat Lufthansa terbang tanpa pilot selama 10 menit setelah kopilot mengalami masalah medis saat sendirian di kokpit, menurut sebuah laporan.

Insiden tersebut terjadi pada 17 Februari 2024, saat pesawat Airbus A321 sedang dalam perjalanan dari Frankfurt, Jerman, menuju Seville di Spanyol, berdasarkan laporan terjemahan dari Komisi Investigasi Kecelakaan dan Insiden Penerbangan Sipil Spanyol (CIAIAC).

Laporan tersebut menyatakan enam awak kapal dan 199 penumpang berada di dalam pesawat saat itu.

Menurut Associated Press, kopilot pingsan setelah pilot bangun untuk menggunakan kamar mandi, mengutip kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur (dpa).

Menurut laporan tersebut, kopilot "mengalami ketidakmampuan yang tiba-tiba dan parah" saat "sendirian di dek penerbangan," namun, pesawat "mendarat tanpa insiden" dan kopilot dibawa ke rumah sakit setelah mendarat.

"Pesawat terus terbang selama sekitar 10 menit, dalam fase jelajah dengan autopilot diaktifkan, tetapi tanpa pengawasan tambahan dari pilot mana pun," demikian pernyataan laporan yang diterjemahkan tersebut.

"Kapten memutuskan untuk mendarat di bandara terdekat mengingat situasi darurat. Hal ini memungkinkan kopilot untuk menerima perawatan medis secepat mungkin," tambah laporan itu.

AP menyatakan pilot melakukan "pendaratan tidak direncanakan" di Madrid, dan laporan tersebut mencantumkan kota Spanyol tersebut sebagai lokasi insiden.

"Ketidakmampuan kopilot yang tiba-tiba dan parah merupakan gejala penyakit yang tidak terdeteksi baik oleh pilot maupun selama pemeriksaan medis aeronautika," demikian pernyataan dalam laporan yang diterjemahkan tersebut.

Ia juga mencatat, "Insiden tersebut telah menyoroti manfaat dari adanya orang lain yang berwenang di dek penerbangan ketika salah satu dari dua pilot meninggalkan kokpit karena alasan fisiologis atau operasional. Telah dianggap tepat untuk mengeluarkan rekomendasi keselamatan operasional kepada [Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa] EASA dalam hal ini."

Laporan itu juga mengklaim bahwa "beberapa saat sebelum" masalah medis tersebut, "Kedua pilot sempat berbincang tentang situasi cuaca dan pengoperasian pesawat, sementara sang kapten tidak menyadari adanya hal yang tidak biasa dalam perilaku kopilot."

Temuan tersebut menyatakan bahwa "sistem autopilot dan dorong tetap aktif, mempertahankan jalur penerbangan" selama insiden tersebut.

Laporan itu menambahkan, "Selama ia tidak berdaya, kopilot secara tidak sengaja mengaktifkan sakelar dan bertindak pada kontrol penerbangan."

Menurut CNN, pilot mencoba membuka pintu "dengan kode pembuka biasa, yang membunyikan lonceng kokpit" sebanyak lima kali, sementara seorang anggota kru kokpit juga "melakukan panggilan interkom ke dek penerbangan."

Suara yang sesuai dengan temuan medis ditemukan pada perekam suara setelah kopilot "tiba-tiba tidak dapat bergerak," menurut outlet tersebut.

Seorang pengendali lalu lintas udara juga dilaporkan mencoba menghubungi kopilot hingga tiga kali, tetapi tidak mendapat respons, lapor media tersebut.

Pilot akhirnya berhasil mendapatkan akses ke dek penerbangan menggunakan "kode akses darurat," klaim laporan itu.

Lufthansa mengatakan departemen keselamatan penerbangannya juga telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, AP melaporkan, mengutip dpa, tetapi perusahaan itu tidak mengungkapkan hasilnya. Maskapai itu mengatakan mengetahui laporan CIAIAC, kantor berita itu menyatakan. (*)