Stabilkan Harga Pangan, Bapanas Kumpulkan Kepala Daerah Indonesia Timur

M. Habib Saifullah | Jum'at, 16/05/2025 13:42 WIB
Stabilkan Harga Pangan, Bapanas Kumpulkan Kepala Daerah Indonesia Timur Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar rapat koordinasi dengan para pimpinan daerah wilayah Indonesia timur dan para pemangku kepentingan terkait guna mengendalikan ketersediaan dan harga komoditas pangan di wilayah Indonesia Tiimur (Foto: M.Habib Saifullah/Katakini.com)

Jakarta, Katakini.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar rapat koordinasi dengan para pimpinan daerah wilayah Indonesia timur, mulai dari Maluku hingga Papua Pegunungan. Rapat ini digelar secara hybrid melalui zoom meeting di Kantor Bapanas, pada Jumat (16/5/2025).

Dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, rapat tersebut ditujukan sebagai upaya menstabilkan harga komoditas pangan di Indonesia bagian timur yang jauh lebih tinggi diatas Harga Acuan Pembelian (HAP) akibat adanya penambahan biaya distribusi.

"Memang harga di sana relatif lebih tinggi dari harga acuan dan memang salah satu penyebabnya adalah biaya transportasi," kata Astawa.

Selain menghadirkan para pimpinan daerah, Bapanas turut mengundang para pelaku bisnis serta elemen yang terkait guna membahas terkait tantangan dan solusi tingginya harga pangan di wilayah tersebut.

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam rapat kordinasi tersebut, harga cabai merah keriting menyentuh Rp76.923 hingga Rp100.625 per kg di Indonesia Timur, hal ini jauh di atas HAP sebesar Rp37.000 hingga Rp55.000 per kg.

Selain itu, harga cabai rawit merah di Papua Tengah dihargai di kisaran Rp87.682 per kg hingga Rp118.214 per kg. Ini juga jauh di atas HAP senilai Rp40.000 hingga Rp57.000 per kg.

Sementara, harga bawang merah paling tinggi wilayah Indonesia Timur dipegang oleh Provinsi Papua Selatan dengan Rp64.375 per kg, padahal HAP yang ditetapkan adalah senilai Rp36.500 hingga Rp41.500 per kg.

Karenanya, Astawa mengatakan, diperlukan sinergi dengan para stakeholder terkait , seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hingga pemda agar ditemukan titik tengah di antara persoalan tingginya biaya distribusi komoditas pangan.

"Nah ini yang sudah kita coba carikan solusi, di mana teman-teman di Papua juga sudah menyiapkan subsidi transportasinya. Kemenhub juga menyiapkan tol laut dan udaranya," ujar dia.

Adapun untuk kedepannya, Astawa menambahkan bahwa membangun pusat produksi di wilayah Indonesia Timur menjadi solusi jangka panjang, sehingga dapat memotong cost pengiriman dari Pulau Jawa menuju Maluku hingga Papua.

"Daripada kita kirim, tapi yang baik itu tanam di situ. Mari kita siapkan benihnya dan lain sebagainya," ujar Astawa.

"Pak Mendagri pun sudah memerintahkan program-program yang mesti di concern in dalam bidang pangan salah satunya adalah cadangan pangan," dia menambahkan.