Jakarta, Katakini.com - Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Lebih dari sekadar ritual tahunan, haji menyimpan berbagai keutamaan yang luar biasa bagi yang menunaikannya.
Dalam ajaran Islam, haji bukan hanya perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Keutamaan-keutamaan ini telah dijelaskan dalam berbagai hadits dan riwayat yang sahih.
Melaksanakan haji dengan niat yang tulus dan menjauhi perbuatan maksiat dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang berhaji karena Allah, kemudian dia tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka dia pulang seperti hari dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Haji yang mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah, tidak ada balasan lain kecuali surga. Hal ini menunjukkan betapa agungnya pahala bagi mereka yang menunaikan haji dengan sepenuh hati.
Bagi mereka yang tidak mampu berjihad secara fisik, haji menjadi alternatif yang setara dalam hal pahala. Rasulullah SAW menyebut haji sebagai bentuk jihad yang tidak mengandung risiko pertempuran.
Dalam sebuah hadits, ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, Rasulullah SAW menyebutkan: "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian jihad di jalan Allah, kemudian haji yang mabrur." (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang-orang yang menunaikan haji dan umrah dianggap sebagai tamu Allah. Doa-doa mereka dikabulkan, dan permohonan ampun mereka diterima.
Selain diampuni dosa-dosanya, jamaah haji juga mendapatkan pertolongan dari Allah. Doa-doa mereka didengar dan dikabulkan, memberikan ketenangan dan keberkahan dalam hidup mereka.
Setiap hari, Allah menurunkan rahmat-Nya kepada para pengunjung Baitullah. Sebagian besar rahmat ini diperuntukkan bagi mereka yang melakukan thawaf, shalat, dan memandang Ka`bah dengan penuh kekhusyukan.