Jakarta, Katakini.com - Candi-candi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia bukan sekadar bangunan kuno yang memikat mata. Di balik kemegahannya, candi menyimpan beragam fungsi yang mencerminkan kehidupan spiritual, sosial, dan politik masyarakat pada masa lalu.
Sebagai warisan peradaban Hindu-Buddha, candi menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan kepercayaan di Nusantara.
Salah satu fungsi utama candi pada masa lalu adalah sebagai tempat pemujaan dewa-dewi dalam agama Hindu dan Buddha. Candi digunakan untuk melakukan ritual keagamaan, meditasi, dan persembahan kepada para dewa, seperti Siwa, Wisnu, dan Brahma dalam Hindu, serta Buddha dan Bodhisattva dalam ajaran Buddha.
Contohnya, Candi Prambanan didedikasikan untuk Trimurti dalam Hindu, sementara Candi Borobudur menjadi simbol perjalanan spiritual dalam ajaran Buddha.
Selain sebagai tempat ibadah, candi juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah para raja dan tokoh penting. Dalam tradisi Hindu, setelah proses kremasi, abu jenazah disimpan dalam candi sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap leluhur.
Candi Simping di Blitar, misalnya, diyakini sebagai tempat penyimpanan abu Raja Kertarajasa Jayawardhana, pendiri Kerajaan Majapahit.
Candi juga berperan sebagai pusat pengajaran dan penyebaran ajaran agama. Para biksu dan pendeta menggunakan candi sebagai tempat untuk mengajarkan filsafat, etika, dan meditasi kepada murid-muridnya.
Relief-relief yang terukir di dinding candi sering kali menggambarkan kisah-kisah moral dan ajaran agama, seperti yang terlihat pada relief Candi Borobudur yang menceritakan kehidupan Buddha dan hukum karma.
Beberapa candi memiliki fungsi sebagai tempat pemandian suci atau petirtaan. Candi-candi ini biasanya dibangun di dekat sumber air dan digunakan untuk ritual penyucian diri sebelum melakukan ibadah.
Contohnya, Candi Tikus di Trowulan dan Candi Jalatunda di lereng Gunung Penanggungan memiliki kolam dan saluran air yang digunakan untuk keperluan ritual.
Di samping fungsi keagamaan, candi juga mencerminkan kekuasaan dan legitimasi politik. Pembangunan candi oleh raja atau penguasa menjadi simbol kekuatan dan keagungan kerajaan. Melalui candi, penguasa menunjukkan hubungan mereka dengan dewa-dewi dan memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin yang sah.