• Kesra

Romantisme Meminang Calon Istri Suku Baduy

Syafira | Rabu, 07/05/2025 06:30 WIB
Romantisme Meminang Calon Istri Suku Baduy Pasangan Suku Baduy, Jawa Barat melangsungkan pernikahanan yang romantis dan sederhana (Foto: Antara)

Jakarta, Katakini.com- Ternyata Suku Baduy yang selama ini dianggap tidak bergaul, memunyai rasa romantis untuk meminang calon istrinya. Yang ditampilkan kesederhanaan dan bersahaja serta punya mana budaya jugha rasa hormat. 

Mau tahu cara romantisnya Suku Baduy saat meminang? Untuk memilih pasangan harus dengan kesungguhan hati.Tidak boleh main-main atau sekedarnya saja. Pemuda Baduy umumnya memilih sendiri calon istrinya, berdasarkan perasaan hati, kecocokan kepribadian, dan kecantikan alami serta kepribadian calon pasangan.`

Dan biasanya pertemuan dan saling mengenal terjadi saat kegiatan adat bersama, bertemu di ladang, atau pada saat ada acara adat dan pertemuan keluarga. Untuk menyampaikan ungkapan perasaan kepaa seorang gadis,  tidak langsung menyatakan cintanya sendiri secara frontal. 

Ia biasanya menggunakan perantara (orang yang dipercaya), seperti orang tua, kerabat dekat, atau tokoh adat. Karena ini dianggap merupakan bentuk penghormatan yang sangat sopan dan halus.

Kemudian, pihak laki-laki akan mengirimkan hadiah pinangan berupa hasil bumi yang dipanen sendiri, misalnya Sirih pinang sebagai  simbol penghormatan. Gula aren sebagai  lambang rasa manis dan cinta yang tulus.

Tidak hanya itu, hasil panen ladang seperti padi, pisang, atau buah-buahan sebagai simbol tanggung jawab dalam memberi nafkah. Barang-barang ini diberikan sebagai tanda kesungguhan dan keseriusan untuk hidup bersama.

Setelah itu semua, maka ada ritual "Nanyaan" atau bertanya kepada keluarga. Adalah proses formal yang romantis. Perwakilan keluarga pemuda akan mengunjungi rumah gadis yang dipinang, menyampaikan maksud hati dengan kata-kata sopan, puitis dan penuh penghormatan.`

Biasanya dihadiri tokoh adat, sesepuh kampung, serta anggota keluarga inti. Dalam suasana akrab dan hangat, calon mertua diberi penghormatan tinggi.

Kemudian ada ritual "Lamaran" atau pinangan formal adat). Setelah calon keluarga menyetujui pinangan, diadakanlah acara adat yang disebut "Ngasuhkeun" atau lamaran formal, disaksikan oleh para tetua adat. Dalam ritual ini, pemuda secara simbolis "menitipkan hati dan hidupnya" kepada gadis yang dipilih, dengan janji akan menjaga dan menyayangi seumur hidup.

Dari semua itu, yang beda dari lainnya, masyarakat Baduy asli (Baduy Dalam), tidak dikenal pemberian mahar dalam bentuk uang atau barang mewah. Yang terpenting adalah kejujuran, kesungguhan hati, serta komitmen untuk hidup harmonis dan sederhana.

Pernikahan dalam suku Baduy berlangsung sangat sederhana. Tidak ada pesta meriah, cukup pemberkatan adat, doa-doa, dan pengakuan di hadapan sesepuh serta keluarga. Yang romantis dari kesederhanaan ini adalah penegasan bahwa cinta dan kebersamaan jauh lebih penting dibandingkan harta benda atau kemeriahan pesta.

Dan bagi masyarakat Baduy, romantisme bukanlah tentang kemegahan atau kemewahan, melainkan ketulusan, tanggung jawab, penghormatan mendalam, serta keharmonisan dalam kesederhanaan. Ini merupakan bentuk cinta sejati yang dianggap paling romantis dalam perspektif adat mereka.