• News

Diperingati Tiap 18 April, Beginilah Sejarah Perkembangan Sulap

M. Habib Saifullah | Jum'at, 18/04/2025 16:45 WIB
Diperingati Tiap 18 April, Beginilah Sejarah Perkembangan Sulap Ilustrasi pesulap (Foto: Unsplash/Fengyou Wan)

JAKARTA - Tanggal 18 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pesulap Internasional (International Juggler’s Day). Peringatan ini menjadi salah satu bentuk penghargaan kepada para pesulap dan seniman pertunjukan.

Di balik gerakan tangan yang lincah dan trik yang memukau, terdapat seni, psikologi, dan keterampilan yang telah berkembang dari masa ke masa.

Sulap tidak selalu identik dengan ilusi besar atau trik spektakuler di atas panggung. Sejak zaman kuno, sulap dikenal sebagai bagian dari pertunjukan rakyat, upacara spiritual, hingga hiburan istana.

Di masa modern, sulap menjadi cabang seni tersendiri yang memadukan ilusi optik, kecepatan tangan, dan manipulasi perhatian untuk menciptakan keajaiban di mata penonton.

Tokoh-tokoh seperti Houdini, David Copperfield, hingga pesulap Asia seperti Cyril Takayama turut berperan dalam mempopulerkan sulap ke panggung internasional.

Sejarah Sulap

Mengutip dari buku Dunia Sulap karya Yoyok Rahayu Basuki, Jejak sulap tertua dalam sejarah tercatat di Mesir Kuno, sekitar 2.500 SM. Dalam catatan arkeologi, seorang pesulap bernama Dedi mempersembahkan pertunjukan memenggal dan menyambung kembali kepala burung kepada Raja Cheops, Firaun Dinasti Keempat.

Seiring waktu, sulap berkembang di berbagai budaya, termasuk di Tiongkok, India, dan Persia, sebagai bagian dari pertunjukan jalanan atau ritual keagamaan.

Pada abad ke-18 dan 19, sulap mulai mengalami transisi besar. Ia bertransformasi dari seni jalanan menjadi seni panggung elit, dengan pertunjukan di gedung-gedung teater di Eropa.

Di masa ini pula muncul pesulap legendaris seperti Jean Eugène Robert-Houdin, yang dianggap sebagai "bapak sulap modern". Houdin memperkenalkan konsep sulap sebagai seni yang mengandalkan teknologi, ketepatan teknik, dan penampilan elegan.

Hari Pesulap Internasional

Meskipun disebut "Juggler`s Day", peringatan ini tidak hanya terbatas pada seni lempar tangkap (juggling) tetapi juga merayakan semua penggiat seni pertunjukan sulap dan hiburan visual.

Ini termasuk pesulap panggung, ilusionis, mentalist, hingga seniman jalanan. Di balik tawa dan decak kagum penonton, pesulap merupakan seniman yang berlatih keras untuk menyempurnakan gerakan tangan, penguasaan ekspresi, dan pengelolaan audiens.

Hari ini menjadi momentum untuk menghapus stigma negatif terhadap seni sulap, yang sering disalahartikan sebagai praktik mistik atau tipu muslihat belaka.

Dalam banyak budaya, pesulap modern menegaskan bahwa sulap merupakan seni visual yang etis, menghibur, dan mendorong daya pikir kritis terhadap persepsi dan kenyataan.