JAKARTA - Maemuna Center Indonesia, bekerja sama dengan Aqsa Working Group (AWG), menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza, Palestina. Dibutuhkan dana paling sedikit Rp402 miliar untuk mewujudkannya.
Setelah lebih dari lima belas bulan menghadapi konflik berkepanjangan, masyarakat Gaza mengalami kerugian besar dalam infrastruktur vital, termasuk tempat tinggal, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan.
“Untuk itu, kami dari Maemuna Center dan AWG mengetuk hati para dermawan di Indonesia untuk menginfakkan sebagian rizkinya untuk membantu warga Palestina, khususnya warga Gaza yang sangat membutuhkan fasilitas Kesehatan, termasuk Rumah Sakit yang khusus menangani Ibu dan Anak,” kata Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Menurutnya bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk berbagi dan bersedekah karena pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.
“Kondisi perempuan dan anak-anak di Gaza sangat memprihatinkan. Mereka banyak yang menjadi korban kebiadan penjajah Israel,” kata Onny.
Menurut laporan Komisioner Hak Asasi Manusia PBB pada November 2024, sekitar 70% korban genosida adalah perempuan dan anak-anak. Banyak ibu yang terpaksa melahirkan tanpa anestesi, serta anak-anak yang harus menjalani amputasi tanpa obat penghilang rasa sakit.
“Ini adalah krisis kemanusiaan yang membutuhkan respons segera," ujar Onny.
Data terbaru menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, korban tewas akibat agresi genosida Zionis Israel, telah mencapai 48.440 orang, sementara korban luka-luka mencapai 111.845 orang, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Selain korban jiwa, agresi ini juga memicu pengungsian massal. Lebih dari 1,93 juta warga Palestina terpaksa mengungsi akibat hancurnya rumah dan tempat tinggal mereka, yang mencakup lebih dari 85% total populasi Gaza.
Sejak dimulainya agresi, sekitar 100.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan Gaza, menjadikan peristiwa ini sebagai eksodus massal terbesar sejak Nakbah pada tahun 1948.
Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya pasokan bantuan kemanusiaan akibat pemblokiran oleh Israel, yang menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan bagi sekitar dua juta penduduk Gaza.
Dalam kondisi saat ini, akses layanan medis yang memadai sangat sulit dijangkau. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza telah menjadi sasaran serangan, sementara tenaga medis pun turut menjadi korban.
Perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025 diharapkan dapat menghentikan kekerasan dan memberikan ruang bagi upaya pemulihan kemanusiaan, termasuk pemulihan sistem kesehatan menjadi prioritas utama.
Namun, dampak jangka panjang dari agresi ini masih akan terus dirasakan oleh warga Gaza, yang telah kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan mereka.
“Sayangnya, hingga kini, belum ada rumah sakit khusus yang secara spesifik menangani kebutuhan medis ibu dan anak di Gaza maupun di Palestina secara keseluruhan. Sebagai lembaga filantropis yang berfokus pada perjuangan perempuan untuk Al-Aqsa dan Palestina, Maemuna Center Indonesia melihat kebutuhan mendesak ini sebagai panggilan untuk bertindak,” ujarnya.
"Kami berkomitmen untuk membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza sebagai solusi nyata dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu dan anak-anak Gaza. Rumah sakit ini akan menyediakan layanan kesehatan komprehensif bagi ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak yang membutuhkan perawatan medis berkualitas pasca-konflik," imbuhnya.
Harapan Baru
Presidium Aqsa Working Group (AWG), Rifa Berliana Arifin menyatakan, pembangunan RSIA Indonesia di Gaza ini bukan sekadar proyek kemanusiaan, tetapi amanah besar yang harus kita wujudkan bersama.
Dia menegaskan, RSIA Indonesia di Gaza akan menjadi harapan baru bagi perempuan dan anak-anak yang paling terdampak perang.
"Dengan fasilitas medis yang memadai, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa dan memberi mereka kesempatan untuk bertahan dan bangkit," kata Rifa.
Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia, organisasi kemanusiaan, dan komunitas global untuk bersatu dalam misi mulia ini.
"Setiap doa, setiap kepedulian, dan setiap donasi yang Anda berikan adalah bukti solidaritas yang nyata. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Bersama, kita bisa membangun rumah sakit ini dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan rakyat Palestina," pungkasnya.
Menurut Rifa, rencana pembangunan RSIA Indonesia di Gaza ini telah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Palestina. Bahkan pemerintah Palestina mewakafkan tanahnya seluas 5.000 m2 sebagai lokasi pembangunan RSIA.
“Lokasinya berada di dekat Rumah Sakit Anak Al-Rantisi (Al-Rantisi Children Hospital) di Gaza City,” kata Rifa.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza ini akan terdiri dari empat lantai, termasuk basement. Dengan luas total bangunan yaitu 10.310 m². Jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya adalah 402 Miliar, dengan penggalangan dana tahap awal yaitu 201 M.
Menurutnya, pembangunan RSIA Indonesia di Gaza ini, juga merupakan bagian dari Kampanye Bersama Penggalangan Bantuan Kemanusiaan bagi Gaza yang diluncurkan oleh Kementerian Luar Negeri RI dengan dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Zakat Nasional (Baznas), dan lebih dari 30 organisasi kemanusiaan Indonesia.
Kampanye ini menjadi simbol komitmen pemerintah bersama organisasi kemanusiaan Indonesia dalam memperkuat solidaritas serta aksi nyata untuk mendukung rakyat Palestina.
Tim Perencana Pembangunan Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza ini akan melibatkan tim ahli yang telah berpengalaman dalam proyek rumah sakit kemanusiaan, termasuk Ar. Riza A Chairil, IAI – Arsitek dan Ir. Edy Wahyudi – Mantan Site Manager Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Rifa menjelaskan, sebelumnya, Ir. Nur Ikhwan Abadi (Almarhum) dilibatkan sebagai salah satu tim perencana. Dia adalah sosok yang telah banyak berkontribusi dalam pembangunan proyek-proyek kemanusiaan, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, serta Rumah Sakit Indonesia di Rakhine, Myanmar.
“Namun, takdir berkata lain. Pada Sabtu sore, 30 November 2024, duka mendalam menyelimuti keluarga besar AWG. Ketua Presidium AWG saat itu, Ir. Nur Ikhwan Abadi, wafat dalam kecelakaan di Jalur Tol Cipali KM 92,” kata Rifa.
Saat ini tim Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza telah merampungkan gambar perencanaan awal dan melakukan proses koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Kedepannya, selain melakukan survey, baik tim khusus pembangunan, Maemuna Center dan AWG berupaya untuk terus melakukan sosialisasi dan koalisi. Baik kepada pemerintah, lembaga dan seluruh masyarakat Indonesia.
Informasi & Donasi: 📧 Email: [email protected] 🎁 BSI 7261148735 (Kode bank 451) a.n RSIA Indonesia; BRI 038401001848304 (Kode bank 002) a.n Yayasan Maemuna Center Indonesia; Mega Syariah 1000337979 (Kode bank 506) a.n Yayasan Maemuna; Telpon Konfirmasi Donasi 0812-8643-8208 (Wiwik).