Nataru, NFA Minta Masyarakat Tak Khawatirkan Ketersediaan Pangan

Eko Budhiarto | Selasa, 17/12/2024 19:52 WIB
Nataru, NFA Minta Masyarakat Tak Khawatirkan Ketersediaan Pangan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa. (Foto:NFA)

JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memastikan kecukupan stok pangan pokok strategis, khususnya beras, dalam kondisi aman dan stabil. Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan pangan menjelang dan selama libur Nataru 2024-2025.

Berdasarkan data Cadangan Beras Pemerintah (CBP), stok beras Bulog saat ini mencapai 2 juta ton. Selain itu, sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto penyaluran beras untuk program bantuan pangan juga terus dilakukan untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan.

"Ketersediaan pangan aman dan cukup menghadapi Natal dan Tahun Baru 2025. Kami katakan aman dari sisi stok, ada yang namanya proyeksi neraca pangan. Kalau kita melihat carry over stok yang kita capai nanti di tahun 2025 beras saja sudah 8,3 juta ton, ini sangat cukup untuk hampir 3 bulan," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa dalam Rakor Lintas Sektoral Operasi Lilin 2024 di STIK Lemdiklat Polri, Senin (16/12/2024).

"Kemudian jagung 3,6 juta ton, kedelai juga bagus carry over stoknya, bawang merah juga bagus, kemudian bawang putih relatif bagus, cabe juga bagus. Hampir semua dan semua pangan yang kita kendalikan carry over stoknya bagus dan tidak ada yang defisit. Artinya ketersediaan pangan kita dalam rangka menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 sangat cukup," tambahnya.

Secara rinci, berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2024, stok beras secara nasional di akhir tahun diestimasikan masih berada di angka 8,3 juta ton. Ini termasuk stok di Bulog yang diperkirakan masih ada 2 juta ton. Untuk stok jagung akhir tahun 2024 juga diproyeksikan masih cukup besar di 3,6 juta ton.

Sementara stok gula konsumsi di akhir 2024 dihitung masih ada di angka 1,4 juta ton. Untuk daging ayam ras sampai akhir 2024 diestimasikan 283 ribu ton. Lalu telur ayam ras stok akhir 2024 sebanyak 177 ribu ton. Daging sapi dan kerbau hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terdapat total 68 ribu ton.

Adapun estimasi stok hingga akhir 2024 untuk cabai besar dan cabai rawit masing-masing 53 ribu ton dan 26 ribu ton. Untuk bawang merah 22,9 ribu ton dan bawang putih 22,4 ribu ton. Sementara minyak goreng di 336 ribu liter dan kedelai 372 ribu ton.

Deputi Ketut juga memaparkan bahwa secara umum harga pangan masih terkendali. Hal ini berkat upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan bersama stakeholder. Sebagian besar harga pangan terpantau stabil, komoditas yang berpotensi mengalaminya kenaikan harga ialah cabai, dikarenakan panennya bisa terganggu akibat musim hujan.

"Memang untuk kondisi saat ini yang perlu kita waspadai adalah cabai. Cabai ini karena musim hujan biasanya praktiknya agak terganggu sehingga agak sedikit mengalami kenaikan, dimana pada saat beberapa waktu yang lalu harga cabai juga turun. Saya baru dapat kabar dari petani cabe rawit merah ini lagi turun, nah ini kami akan upayakan bagaimana agak mendongkrak sedikit naik, sehingga petani kita tidak merugi. Karena kita harus menjaga dua sisi antara produsen dan konsumen," jelasnya.

Di sisi lain Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak juga dilaksanakan sepanjang bulan Desember 2024. Terjadwal di bulan Desember masih terdapat 310 kali lagi GPM terutama di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya melaksanakan Natal. Umumnya GPM dilaksanakan antara 3 atau 4 hari sebelum Natal. Kemudian menjelang Tahun Baru juga diadakan sekali lagi sehingga harga harga bisa dikendalikan agar masyarakat bisa memperoleh alternatif pangan yang relatif murah atau wajar.

Pada kesempatan yang sama Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyebut pihaknya menugaskan Satgas Pangan Polri untuk menjaga stabilitas pangan di tingkat pusat dan daerah. Hal ini dilakukan melalui pengecekan ketersediaan pangan di daerah untuk mencegah terjadinya penimbunan yang dapat mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan.

"Oleh karena itu tentunya peran dari Satgas Pangan, peran rekan-rekan dari Babinkamtibmas untuk selalu melakukan pengecekan di lapangan. Memastikan distribusi bahan pokok, sehingga terjadi keseimbangan antara supply dengan demand. Termasuk juga melaksanakan operasi pasar dan melakukan penegakan hukum apabila kita dapatkan upaya dengan sengaja menimbun, sehingga barang menjadi naik dan barang menjadi langka," ujar Listyo.

Untuk memastikan keberhasilan program pengamanan pangan, NFA terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan berbagai pihak terkait. Koordinasi yang intensif di bawah kepemimpinan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan pangan dan menjaga stabilitas harga. Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, diyakini masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang tanpa khawatir akan kondisi ketersediaan pangan.