NEW DELHI - Keputusan India yang sudah berusia setengah abad untuk mengakhiri sengketa wilayah dengan Sri Lanka atas sebuah pulau kecil telah menjadi isu hangat dalam pemilu. Perdana Menteri Narendra Modi menuduh Kongres saingannya mengorbankan kepentingan hak nelayan.
Perjanjian tahun 1976 melarang nelayan India memasuki perairan sekitar pulau seluas 285 hektar (115 hektar) di Selat Palk yang memisahkan pulau-pulau bertetangga tersebut, dua tahun setelah perjanjian batas maritim memberi Kolombo hak atas pulau tersebut.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar mengatakan Sri Lanka telah menahan lebih dari 6.000 nelayan India dan 1.175 kapal penangkap ikan selama 20 tahun terakhir, menyusul kesepakatan tahun 1976 di pulau tersebut, yang terletak 33 km (21 mil) di lepas pantai India.
Komentarnya muncul sehari setelah Modi menuduh Kongres “tanpa perasaan” menyerahkan pulau yang disebut Katchatheevu.
“Melemahkan persatuan, integritas, dan kepentingan India telah menjadi cara kerja Kongres selama 75 tahun dan terus bertambah,” kata Modi di platform media sosial X.
Sebagai tanggapannya, Ketua Kongres Mallikarjun Kharge mengatakan perjanjian tahun 1974 "didasarkan pada sikap ramah" dan menyatakan bahwa komentar Modi muncul sehubungan dengan pemilihan umum yang akan dimulai pada 19 April, di mana ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga yang jarang terjadi.
Kharge mengatakan Modi mengangkat masalah sensitif ini menjelang pemilu, meskipun jaksa agung pemerintahannya telah mengatakan kepada Mahkamah Agung pada tahun 2014 bahwa India “harus berperang” jika ingin merebut kembali pulau tersebut dari Sri Lanka.
Kantor kepresidenan Sri Lanka dan kementerian luar negerinya tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Ketidakpuasan terhadap pembatasan hak penangkapan ikan telah berkembang di negara bagian pesisir selatan Tamil Nadu, negara tetangga Sri Lanka, yang menyebabkan dua gugatan hukum terhadap perjanjian tersebut selama dua dekade terakhir yang masih menunggu keputusan di Mahkamah Agung.
Tamil Nadu akan mengadakan pemungutan suara pada 19 April, tahap pertama dari tujuh putaran pemungutan suara yang akan berakhir pada 1 Juni.
Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Modi sedang mencoba untuk membuat terobosan di negara bagian tersebut, dimana partai tersebut tidak memenangkan satu pun dari 39 kursi di parlemen India yang beranggotakan 545 orang pada pemilu lalu.
Jaishankar tidak berkomentar apakah pemerintah akan berupaya mengubah status pulau tersebut, karena masalah tersebut berada di Mahkamah Agung.