• Bisnis

Disiapkan Jauh Hari, NFA Pastikan Stok Beras Saat Peak Season Aman

Eko Budhiarto | Jum'at, 16/02/2024 15:14 WIB
Disiapkan Jauh Hari, NFA Pastikan Stok Beras Saat Peak Season Aman Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi bersama Presiden Joko Widodo di Gudang Perum Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024).(foto:NFA)

BEKASI – Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan stok beras pada masa peak season, yakni puasa dan lebaran, dalam kondisi aman. Sejak jauh hari NFA telah mengamankan ketersediaan stok tersebut

Arief menyampaikan hal itu di sela mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantau penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyatakan kepada masyarakat penerima bantuan, alasan pemberian bantuan di tengah naiknya harga beras.

"Jadi yang 10 kilo (bantuan pangan beras) sudah diterima semuanya? Bulan Januari sudah terima ya? Februari hari ini diterima. Nanti (lanjut) Maret, April, Mei, Juni. Nanti kita lihat di APBN, kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan lagi, tapi janji saya sampai Juni dulu. Nanti hitung-hitung APBN, APBN cukup, bisa ditambah," kata Presiden .

"Jadi di seluruh dunia sekarang ini sedang terjadi yang namanya krisis pangan. Jadi yang namanya harga beras di negara-negara lain juga naik. Tetapi di negara kita, rakyat kita bantu (beras) dengan 10 kilo, 10 kilo. Itulah fungsinya negara membantu kalau ada kenaikan harga beras. Kalau di negara lain kan tidak ada yang namanya bantuan pangan beras seperti yang kita miliki. Untung APBN kita mampu memberikannya," terang Presiden.

Sementara itu, Arief menuturkan, bantuan pangan beras mulai digulirkan kembali secara serentak di seluruh Indonesia. Langkah ini juga diiringi strategi pemerintah dalam menghadapi masa peak season.

"Hari ini tanggal 16 Februari, Bapak Presiden berkenan cek kondisi stok beras yang ada di Gudang Bulog di Cibitung ini. Kemudian seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa bantuan pangan pemerintah dalam bentuk beras sudah kita mulai kembali sejak kemarin. Bapak Presiden yang pertama mengunjungi lagi hari ini," ucapnya.

"Setelah ini juga akan berkunjung ke beberapa provinsi lain. Jadi Bapak Presiden ini selalu cek kondisi stok beras dan kita harapkan sampai dengan nanti peak season, puasa dan lebaran, kondisi perberasan kita, tetap dijaga dengan baik," sambungnya.

"Perlu diketahui bahwa kami semua sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, baik untuk ketersediaan maupun pasokan ke seluruh masyarakat yang ada di Indonesia. Stok beras Bulog saat ini 1,4 juta ton," tandasnya.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan fokus pemerintah adalah menjaga keseimbangan di semua lini rantai pasok pangan, terutama di tingkat produsen. Meskipun langkah importasi dilakukan, tapi kepentingan petani harus senantiasa dijaga.

"Saya telah meminta Bapak Dirut Bulog untuk menyeimbangkan harga di tingkat petani. Jadi harga di tingkat petani ini, kalau nanti panen sudah di atas 3,5 juta ton. Bahkan kita berharap bisa sampai 5 juta ton dalam 2 bulan ke depan, harga petani tetap harus dijaga. Ini juga pesannya Bapak Presiden. Walaupun importasi dilakukan, tetapi importasi ini dilakukan secara terukur," urainya.

"Kondisi harga beras sekarang karena hari ini nilai tukar petani, khususnya tanaman pangan, padi dan jagung, memang dalam kondisi yang sangat baik untuk petani. Akan tetapi tugas pemerintah memang harus menyeimbangkan sampai di hilir," jelasnya.

"Artinya 22 juta masyarakat yang paling memerlukan, ini kita berikan bantuan pangan bentuknya beras 10 kilo, gratis ya, sehingga ini program akan dilanjutkan oleh kita semua sampai dengan Maret bahkan sampai dengan Juni. Melihat tadi Bapak  Presiden sampaikan postur anggaran kita," tutup Arief.

Selama pelaksanaan bantuan pangan beras di tahun ini, dengan target penyaluran kepada 22.004.077 KPM, diproyeksikan kebutuhan CBP hingga Februari berkisar di angka 440 ribu ton. Sementara realisasi penyaluran sampai 15 Februari telah mencapai 186 ribu ton.

 

FOLLOW US