• Gaya Hidup

Ekspor Pertanian Meningkat, Giliran Kementan Cetak Eksportir Milenial

| Kamis, 08/08/2019 17:53 WIB
Ekspor Pertanian Meningkat, Giliran Kementan Cetak Eksportir Milenial Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

Jakarta, Etoday.com - Giat ekspor produk pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka untuk meningkatkan produk ekspor dan mendorong tumbuhnya eksportir milenial.

Demikian kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Jakarta, Rabu (7/8).

"Semangat Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menggenjot ekspor produk pertanian perlu kita dukung penuh. Upaya strategis peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian menjadi modal bagi bangsa Indonesia," kata Dedi.

Dedi menyampaikan, untuk meningkatkan jumlah eksportir terutama di kalangan generasi milenial, yaitu dengan cara mendorong kreativitas generasi muda dalam meningkatkan produksi yang layak ekspor.

"Kami gerakan petani Milenial melalui Balai-Balai Pelatihan Pertanian serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang Kementan miliki. Kami ciptakan Job Seeker dan Job Creator yang siap mengguncang dunia dengan kreatifitas dan produktivitas generasi milenial pertanian Indonesia," ucap Dedi.

Dedi juga mengatakan, Kementan akan terus mendorong kaum milenial untuk meningkatkan diiversifikasi atau keberagaman komoditas/produk dengan minimal produk setengah jadi bahkan sampai jadi.

"Sesuai dengan instruksi Pak Amran, BPPSDMP akan terus melakukan upaya khusus untuk menciptakan generasi muda milenial di sektor pertanian," kata Dedi.

Kementan saat ini sudah memiliki enam Polbangtan, di antaranya, Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogyakarta –Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, dan Polbangtan Manokwari.

"Sebentar lagi kami memiliki Politeknik Enjinering Pertanian (PEPI). Lulusan-lulusan Polbangtan ini yang kita cetak untuk menjadi Job Seeker dan Job Creator di Pertanian," kata Dedi.

Polbangtan dan PEPI merupakan Lembaga Pendidikan vokasi pertanian yang diarahkan menjadi world class univerisities untuk mempersiapkan tenaga kerja pertanian yang siap kerja (job seeker) maupun siap menjadi wirausaha pertanian.

Saat ini memeang terjadi pergeseran paradigma lulusan, tidak lagi based on supply melainkan demand driven, mewadahi adanya wacana terkait regenerasi petani dan peningkatan minat generasi muda milenial berkecimpung di sektor pertanian.

"Balai pelatihan yang kita miliki juga akan didorong untuk mencetak petani-petani muda handal yang siap membantu menambah pundi-pundi devisa negara dengan ekspor produk-produk pertanian," ungkap Dedi.

Peningkatan kualitas dan kuantitas generasi muda pertanian milenial selaras dengan visi Kementan dalam meningkatkan produksi dan daya saing pertanian berorientasi ekspor serta mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045 yang berbasis sumber daya lokal.

Dedi juga menekankan, di era keterbukaan informasi pada industri 4.0, sistem informasi pertanian dan mekanisasi pertanian menjadi tools yang sangat strategis bagi Polbangtan dan PEPI serta Balai Pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap teknologi, yang siap terjun ke dunia kerja dan wirausaha agribisnis, berorientasi ekspor serta menjadi agents of changes dalam pembangunan pertanian.

"Pengembangan sistem informasi pertanian (ICT, IoT, artificial intelligent) diperuntukkan bagi kepentingan penyebaran informasi baik secara internal maupun secara eksternal dengan maksud memberikan layanan terhadap informasi secara cepat, tepat, akurat dan kekinian yang dapat mendukung institusi dalam pengambilan keputusan," tutup Dedi.

FOLLOW US