• Gaya Hidup

Berkat e-Cert, Benih Paprika dan Handicraft Bali Masuk Pasar Belanda

| Rabu, 07/08/2019 22:59 WIB
Berkat e-Cert, Benih Paprika dan Handicraft Bali Masuk Pasar Belanda Menteri Pertanian (Mantan), Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Badan Karantina, Ali Jamil melepas ekspor perdana mangga harum manis Bali ke Rusia di Denpasar, Bali. (Foto: Supi/Jurnas.com)

Denpasar, Etoday.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan terobosan guna mendongkrak ekspor produk pertanian. Salah satunya, mengajak mitra dagang menggunakan sertifikat elektronik phytosanitary (e-Cert).

"Sekarang masih empat, New Zealand, Australia, Vietnam dan Belanda. Ke depan kami target semua mitra dagang menggunakan e-Cert," ujar Amran di sela ekspor perdana mangga harum manis ke Rusia di Denpasar, Bali, Rabu (7/8).

E-Cert merupakan gebrakan baru Kementan untuk memudahkan dan mempercepat eksportir dalam pengurusan dokumen ekspor.

"Jika sebelumnya perlu lima bahkan 15 hari, kini hanya dalam hitungan menit. Jadi sekarang prinsip kami bukan hanya menjemput bola, tetapi merampas bola," ujar Amran yang didampingi Kepala Badan Karantina, Ali Jamil.

Dengan e-Cert pasar komoditas pertanian diharapkan dapat dipercepat melalui jaminan keaslian serta keakuratan sertifikat sanitari dan phitosanitari yang menyertai komoditas pertanian yang diperdagangkan kedua belah pihak.

Selain itu, e-Cert dapat mempercapat proses di border clereance pelabuhan sehingga komoditas pertanian yang mayoritas adalah komoditas mudah rusak atau perishable goodsdapat segera dirilis.

Menurut data yang dihimpun dari Karantina Pertanian, sejak Indonesia-Belanda menggunakan sertifikat elektronik, sudah ada dua komoditas unggulan Bali yang masuk ke pasar Belanda.

Di antara komoditas itu adalah ekspor perdana benih paprika sebanyak 24 kg atau senilai Rp10,5 juta. Benih ini dapat di tanam dengan luasan 120 hektare, dengan perkiraan satu kg untuk lima hektare.

Selain paprika, Kementan juga mengekspor handicraft. Ekspor produk sampingan (by product) komoditas pertanian yang diolah pengrajin dari batok kelapa, eceng gondok dan jerami juga mengalami tren peningkatan.

Sejak 2018, ekspor produk sampingan pertanian Bali ke Belanda sebanyak 142 m3 atau senilai Rp807 juta. Kemudian, 2019 (Januari-Juli) ekspor produk sampingan pertanian ke negara yang sama meningkat menjadi 243 m3 atau senilai 1,2 miliar.

FOLLOW US